Jakarta -
Jumat (5/10) pagi, aktor senior Rudy Wowor meninggal dunia. Dikonfirmasi bahwa pria dengan nama lengkap Rudolf Canesius Soemolang Wowor itu mengidap kanker prostat sejak tahun 2010 lalu.
Karena kanker prostat adalah penyakit mematikan nomor dua pada pria di dunia, maka semua pria harus mengetahui seluk beluk dari penyakit ini. Salah satunya faktor risiko yang ada di kehidupan sehari-hari.
detikHealth rangkum dari berbagai sumber, inilah faktor risiko dari penyakit kanker prostat ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usia
Foto: Ilustrasi lansia (thinkstock)
|
Kanker prostat sering terjadi pada pria di atas 40 tahun dan mulai meningkat di atas usia 50 tahun. Menurut American Cancer Society, 6 dari 10 kanker prostat ditemukan pada pria lebih dari 65 tahun.
Namun, bukan berarti tidak bisa mengenai pria dengan usia muda lho. Itu lah pentingnya deteksi dini dengan mengetahui gejalanya dan melakukan pemeriksaan.
Faktor genetik
Foto: Thinkstock
|
Tampaknya faktor genetik juga memengaruhi kanker prostat. Dikutip dari laman resmi American Cancer Society, seorang pria yang riwayat keluarganya memiliki kanker prostat akan bersiko dua kali lebih besar dibandingkan pria yang tidak ada faktor keturunan.
Namun, bukan berarti yang tidak memiliki riwayat tersebut pasti terbebas dari penyakit ini. Ternyata perubahan gen juga bisa memengaruhinya.
Diet yang tidak tepat
Foto: Getty Images
|
Meski tidak memengaruhi secara lansung, pria yang menerapkan diet tidak tepat bisa berisiko mengidap kanker prostat. Misalnya terlalu sering mengonsumsi daging merah atau produk susu tinggi lemak.
Terlebih lagi tidak mengonsumsi buah dan sayur yang cukup. Dan tidak cukup gerak juga bisa memengaruhi risiko terkena penyakit ini.
Obesitas
Foto: thinkstock
|
Obesitas bisa berisiko pada banyak penyakit, termasuk kanker prostat. Beberapa penelitian menemukan bahwa pria dengan obesitas memiliki risiko lebih besar untuk terkena kanker prostat, parahnya bisa menyebabkan kematian.
Merokok
Foto: thinkstock
|
Tidak dipungkiri bahwa rokok adalah sumber penyakit. Beberapa penelitian menghubungkan rokok dengan kemungkinan peningkatan risiko kematian akibat kanker prostat.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa, seorang perokok yang didiagnosis kanker prostat memiliki risiko 38 persen untuk meninggal dan 47 persen untuk mengalami kekambuhan.
Kanker prostat sering terjadi pada pria di atas 40 tahun dan mulai meningkat di atas usia 50 tahun. Menurut American Cancer Society, 6 dari 10 kanker prostat ditemukan pada pria lebih dari 65 tahun.
Namun, bukan berarti tidak bisa mengenai pria dengan usia muda lho. Itu lah pentingnya deteksi dini dengan mengetahui gejalanya dan melakukan pemeriksaan.
Tampaknya faktor genetik juga memengaruhi kanker prostat. Dikutip dari laman resmi American Cancer Society, seorang pria yang riwayat keluarganya memiliki kanker prostat akan bersiko dua kali lebih besar dibandingkan pria yang tidak ada faktor keturunan.
Namun, bukan berarti yang tidak memiliki riwayat tersebut pasti terbebas dari penyakit ini. Ternyata perubahan gen juga bisa memengaruhinya.
Meski tidak memengaruhi secara lansung, pria yang menerapkan diet tidak tepat bisa berisiko mengidap kanker prostat. Misalnya terlalu sering mengonsumsi daging merah atau produk susu tinggi lemak.
Terlebih lagi tidak mengonsumsi buah dan sayur yang cukup. Dan tidak cukup gerak juga bisa memengaruhi risiko terkena penyakit ini.
Obesitas bisa berisiko pada banyak penyakit, termasuk kanker prostat. Beberapa penelitian menemukan bahwa pria dengan obesitas memiliki risiko lebih besar untuk terkena kanker prostat, parahnya bisa menyebabkan kematian.
Tidak dipungkiri bahwa rokok adalah sumber penyakit. Beberapa penelitian menghubungkan rokok dengan kemungkinan peningkatan risiko kematian akibat kanker prostat.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa, seorang perokok yang didiagnosis kanker prostat memiliki risiko 38 persen untuk meninggal dan 47 persen untuk mengalami kekambuhan.
(wdw/up)