Tidak jarang ada yang ngeyel dan mengatakan bahwa vape ini tidak berbahaya bagi kesehatan tubuh seperti halnya rokok. Namun, para ilmuwan memperingatkan bahwa falvouring dalam rokok elektrik sangat berbahaya bagi paru-paru karena dapat memicu peradangan.
Menurut ilmuwan dari University of Athens, penggunaan vape dalam jangka pendek saja bisa menyebabkan kerusakan lebih parah. Ini dibuktikan dalam percobaan ada tikus yang diberi zat aditif, yaitu perasa, dan menyebabkan peradangan paru-paru yang mirip atau lebih buruk daripada menggunakan rokok tradisional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para peneliti membandingkan beberapa kelompok tikus yang menerima paparan dari uap rokok eletrik empat kali sehari. Satu kelompok menerima asap rokok dan tiga lagi menerima uap vaper yang mengandung propilen glikol dan nikotin atau dua bahan ini dan penyedap tembakau. Batch kelima baru mendapatkan udara yang normal dan sehat dan bertindak sebagai kontrol.
Beberapa hewan di masing-masing kelompok menjalani rejim selama tiga hari (jangka pendek) dan yang lain empat minggu (jangka panjang). Ada peningkatan tanda peradangan, produksi lendir dan fungsi paru-paru berubah di ketiga kelompok vape hanya setelah tiga hari terpapar.
"Temuan kami menunjukkan bahwa paparan uap rokok elektrik dapat memicu respons inflamasi dan memengaruhi mekanisme sistem pernapasan. Dalam banyak kasus, rasa tambahan pada vape memperparah efek merugikan dari vape itu sendiri," jelas Glynos.
Penelitian ini dipublikasikan di American Journal of Physiology-Lung Cellular, dan menyimpulkan bahwa vape jelas sama bahayanya dengan rokok tradisional bagi kesehatan paru-paru.
Tonton juga 'Yakin Vape Lebih Aman dari Rokok Tembakau?':
(wdw/up)











































