Dikutip dari detikNews, kutipan program pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin menyebut stunting sebagai gagal tumbuh yang mengancam kualitas manusia Indonesia serta kemampuan daya saing bangsa.
Upaya untuk mengatasinya antara lain lewat jaminan asupan gizi sejak dalam kandungan, perbaikan pola asuh keluarga dan perbaikan fasilitas air bersih dan sanitasi lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu apa sebenarnya stunting itu? Kementerian Kesehatan RI dalam situsnya menyebut stunting atau kerdil artinya ada gangguan pertumbuhan fisik dan pertumbuhan otak pada anak. Bisa terjadi dalam 1.000 hari pertama kelahiran dan dipengaruhi banyak faktor, mulai dari asupan makan, status gizi ibu, hingga faktor lingkungan.
Kondisi stunting juga berpengaruh pada tumbuh kembang otak. Dalam jangka panjang, berpengaruh juga pada kemampuan dan prestasi belajar di sekolah, serta produktivitas di usia-usia selanjutnya.
"Anak yang kerdil atau bahasa Jakartanya bantet tapi otaknya ikut bantet. Ini yang kita kasihan sekali," sebut Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, ditemui usai memberikan Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Kementerian Kesehatan, Kamis (18/10/2018).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membatasi stunting di setiap negara, provinsi, dan kabupaten sebesar 20 persen, sedangkan Indonesia secara nasional baru mencapai 29,6 persen. Riset Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017 menyebut hanya 2 provinsi di Indonesia yang memenuhi batasan tersebut yakni Yogyakarta (19,8 persen) dan Bali (19,1 persen).
Saksikan juga video 'Stunting Masih Mengancam Anak Jakarta':
(up/ask)











































