5 Fakta Penting Kanker Usus, Penyakit yang Menggerogoti Titi Qadarsih

5 Fakta Penting Kanker Usus, Penyakit yang Menggerogoti Titi Qadarsih

Rosmha Widiyani - detikHealth
Selasa, 23 Okt 2018 15:56 WIB
5 Fakta Penting Kanker Usus, Penyakit yang Menggerogoti Titi Qadarsih
Titi Qadarsih. Foto: Repro Instagram Indra Qadarsih
Jakarta - Jenazah mantan model senior Titi Qadarsih dimakamkan hari ini, Selasa (23/10/2018), di TPU Tanah Kusir Jakarta. Ibunda Indra Qadarsih ini meninggal akibat kanker usus stadium empat yang diketahui sejak bulan puasa Ramadhan 2018.

Kanker usus sendiri sebetulnya bukan penyakit asing yang banyak ditemukan di masyarakat berusia lebih dari 50 tahun.


"Saat ini, kanker usus merupakan penyebab kematian utama pada wanita dan pria di seluruh dunia. Penyakit ini sebetulnya bisa dicegah dan diobati," kata dokter ahli pencernaan Ari Fahrial Syam dari RS Cipto Mangunkusumo. Berikut catatan lain terkait kanker usus dari Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini.

Semakin cepat ditemukan makin baik

Foto: Thinkstock
Ari mengatakan, prognosis kanker usus makin baik bila semakin cepat ditemukan pada pasien. Kanker yang ditemukan pada stadium awal lebih mudah disembuhkan karena belum menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Peluang hidup hingga lima tahun pada pasien kanker stadium satu mencapai 92 persen, sedangkan pada stadium empat atau lanjut angkanya turun menjadi 12 persen.

Sudah ditemukan pada usia muda

Foto: shutterstock
Kasus kanker usus memang lebih sering ditemukan pada lansia, namun penyakit ini sebetulnya bisa diidap masyarakat yang berusia lebih muda. Hal ini terkait dengan pola makan yang tinggi daging merah, olahan daging, serta kurang sayur dan buah. Faktor ini bisa ditekan dengan menjalankan pola hidup sehat

Mengenai perokok pasif

Foto: thinkstock
"Beberapa kasus kanker usus yang saya temukan bukan pada perokok aktif tapi orang-orang di sekitarnya yang menghirup asap rokok," kata Ari.

Saat ini Indonesia masih menjadi surga bagi perokok karena mudahnya menghisap dan menemukan produk ini. Hal ini mengindikasikan jumlah kasus kanker usus mungkin terus naik seiring kemudahan merokok.

Dipengaruhi faktor genetik

Foto: Thinkstock

Kanker usus lebih berisiko terjadi pada yang memiliki sejarah kanker atau polip usus pada keluarga. Namun faktor ini bisa dikendalikan dengan pola hidup sehat meliputi tidak merokok, olahraga, dan mencukupi kebutuhan sayur dan buah.

Kerap muncul tanpa gejala

Foto: shutterstock
Ari mengingatkan, penyakit kanker usus kerap muncul tanpa gejala. Karena itu, masyarakat yang memiliki faktor risiko tinggi harus segera kontrol dan melakukan skrining. Deteksi dini meningkatkan peluang efektivitas terapi dan kesembuhan pada pasien.


Beberapa gejala yang muncul jika kanker sudah terjadi adalan BAB (Buang Air Besar) berdarah, sembelit atau mudah diare, sakit perut berulang, dan penurunan berat bada tanpa sebab.

Halaman 2 dari 6
Ari mengatakan, prognosis kanker usus makin baik bila semakin cepat ditemukan pada pasien. Kanker yang ditemukan pada stadium awal lebih mudah disembuhkan karena belum menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Peluang hidup hingga lima tahun pada pasien kanker stadium satu mencapai 92 persen, sedangkan pada stadium empat atau lanjut angkanya turun menjadi 12 persen.

Kasus kanker usus memang lebih sering ditemukan pada lansia, namun penyakit ini sebetulnya bisa diidap masyarakat yang berusia lebih muda. Hal ini terkait dengan pola makan yang tinggi daging merah, olahan daging, serta kurang sayur dan buah. Faktor ini bisa ditekan dengan menjalankan pola hidup sehat

"Beberapa kasus kanker usus yang saya temukan bukan pada perokok aktif tapi orang-orang di sekitarnya yang menghirup asap rokok," kata Ari.

Saat ini Indonesia masih menjadi surga bagi perokok karena mudahnya menghisap dan menemukan produk ini. Hal ini mengindikasikan jumlah kasus kanker usus mungkin terus naik seiring kemudahan merokok.

Kanker usus lebih berisiko terjadi pada yang memiliki sejarah kanker atau polip usus pada keluarga. Namun faktor ini bisa dikendalikan dengan pola hidup sehat meliputi tidak merokok, olahraga, dan mencukupi kebutuhan sayur dan buah.

Ari mengingatkan, penyakit kanker usus kerap muncul tanpa gejala. Karena itu, masyarakat yang memiliki faktor risiko tinggi harus segera kontrol dan melakukan skrining. Deteksi dini meningkatkan peluang efektivitas terapi dan kesembuhan pada pasien.


Beberapa gejala yang muncul jika kanker sudah terjadi adalan BAB (Buang Air Besar) berdarah, sembelit atau mudah diare, sakit perut berulang, dan penurunan berat bada tanpa sebab.

(Rosmha Widiyani/up)

Berita Terkait