Bila jepitan terjadi di tengah, keluhan yang muncul adalah kaku, nyeri leher yang menjalar, kesemutan atau rasa lemah pada lengan dan tangan. Ketika terjadi di tengah, keluhan yang muncul antara lain kehilangan keseimbangan, kaku saat berjalan, lemah pada tungkai, sampai gangguan untuk buang air. Dalam kasus yang jarang terjadi, bahkan bisa menimbulkan kelumpuhan.
"Nyeri leher bisa dikarenakan bantalan yang haus (sobek), repetitive movement yang salah, karena usia, karena rokok, karena pernah cedera. Asap rokok itu berbahaya karena bisa merusak bantalan itu lewat radikal bebas. Jadi elastisitas bantal itu akan hilang, kalau dia elastisitasnya hilang dia dengan gampang sobek," kata dr Phedy, SpOT(K) anggota Sports, Shoulders & Spine Clinic di Siloam Hospitals Kebon Jeruk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Kletek' leher
|
Foto: Frieda Isyana Putri/detikHealth
|
"Itu berbahaya sekali. Apalagi kalau dikletekin orang lain sangat berbahaya,' kata dr Phedy.
Ini bisa berbahaya karena adanya risiko pembuluh darah pecah yang bisa menimbulkan kematian. Dibanding minta orang lain melakukan hal ini, melakukan sendiri biasanya sih lebih aman karena kita melakukannya dengan kondisi siap. Tapi perlu dicatat, kalau kita melakukan kletek leher itu menimbulkan beban paada bantalan.
"Kalau bantalan masih bagus, masih aman karena dia membal. Keluar, masuk lagi. Tapi kalau bantalan ini sudah rusak, dia keluar nggak bisa masuk lagi."
Pakai tas slempang isinya berat banget!
|
Foto: shutterstock
|
"Bisa, itu bisa membebani leher, mendingan ranselnya ke depan atau ke belakang," tuturnya.
"Kalau lihat jaman dulu kan orang gendong bayi, biasa digendong ke satu sisi. Nah sekarang lebih di depan. Kalau taruh ke depan itu beban ke lehernya itu lebih sedikit daripada ke satu sisi."
Main hp-nya nunduk enggak kelar-kelar, hmm...
|
Foto: Rachman Haryanto
|
Ketika seseorang menunduk, beban ke bantalan menjadi besar. Bisa empat kali lebih berat dari beban kepala. Tipsnya gimana dong biar bisa chatting aman bebas saraf kejepit?
Usahakan gerakan menunduk tidak lebih dari satu menit. Jika memungkinkan, setiap 30 detik atau satu menit gerakkan leher agar jepitannya terbebas.
"Jadi kalau main handphone sambil ngobrol itu lebih aman. Tapi kalau main hp begini terus (menunduk) itu lebih bahaya. Sampai apatis itu bahaya. Enggak perlu sampai begini (tegak), jadi posisi ini sudah kita gerak sedikit sudah berubah bebannya," tandasnya.
Halaman 2 dari 4











































