Jakarta -
Istilah 'Pulang Jumat Kembali Ahad' alias 'PJKA' mungkin tidak asing lagi di masyarakat. Tuntutan pekerjaan yang mengharuskan bekerja jauh dari rumah memunculkan rasa rindu di hati para perantau.
Pesawat Lion Air JT 610 tujuan Jakarta-Pangkalpinang yang membawa sekitar 189 penumpang juga berisi karyawan asal Jakarta yang akan kembali melaksanakan tugas di daerah mereka masing-masing. Nahas, sebelum tiba di tujuan, pesawat yang mereka tumpangi mengalami masalah dan jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.
Banyak dari pekerja yang 'mudik' hanya sekadar ingin melepas rindu dan rehat sejenak dari pekerjaan sehingga mereka rela bolak-balik pulang ke rumah sesering mungkin. Bisa sebulan sekali bahkan seminggu sekali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini cerita suka-duka mereka para pejuang 'PJKA' yang rela mudik sesering dan sebisa mungkin untuk melepas rindu bersama keluarga. Punya kisah serupa? Kirim via email ke redaksi@detikhealth.com.
Ambhar: 'PJKA' Majene-Makassar
Foto: iStock
|
Mendapat penugasan untuk bekerja di Majene, Sulawesi Barat, membuat Ambhar Puspitasari berupaya untuk pulang sepekan sekali untuk menengok orang tuanya yang berada di Makassar, Sulawesi Selatan."Tiap weekend pulang ketemu keluarga, Minggu malam balik ke tempat kerja. Kadang juga Senin pagi kalau masih kangen sama orang rumah," tutur gadis muda ini saat dihubungi oleh tim detikHealth, Selasa (30/10/2018).
Ambhar yang juga salah satu pegawai keuangan menyampaikan rasa duka yang sangat mendalam atas musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 pada Senin, (29/10). Ia berujar, kejadian itu bisa menimpa siapa saja bahkan dirinya sendiri.
"Sedih banget kan aku juga ngerasain gimana rasanya jauh dari rumah yang penginnya balik terus. Tapi kan enggak bisa, kita punya tanggung jawab juga di sini," tambahnya.
Meski harus menempuh perjalanan Majene-Makassar yang memakan waktu sekitar 8 jam lebih, ia tidak keberatan asal bisa pulang untuk sekedar melepas rindu bersama orang terkasih.
"Sejauh atau selama apapun perjalanan pulang akan terbayarkan dengan bertemu keluarga," tutupnya.
Nabila: Mudik rutin Jakarta-Cirebon
Foto: iStock
|
Nabila Zahra, ibu muda asal Cirebon, 'hijrah' ke Jakarta karena ikut sang suami yang bekerja di ibu kota. Nabila dan keluarga kecilnya sering mengunjungi keluarganya di Cirebon lantaran sang bunda yang rindu akan kehadirannya dan cucu di rumah."Mami sering kangen sama cucunya, terus di Jakarta kadang suka suntuk, bosen, semua pada sibuk cari uang jadi enggak ada yang bisa diajak main," katanya saat dihubungi tim detikHealth melalui pesan singkat.
Nabila berujar, walau tidak pulang sepekan sekali, intensitas mudiknya terbilang cukup rutin.
"Aku juga ada bisnis di Cirebon, jadi sering pulang. Kadang sebulan sekali atau dua bulan sekali. Tergantung aja keadaannya gimana," tutupnya.
Firman: Salah satu korban Lion Air JT 610
Foto: iStock
|
Firmansyah Akbar merupakan pegawai Kasi Penagihan Kantor Pajak Pratama (KPP) Pangkal Pinang. Meski istri dan keluarganya tinggal di Tangerang dan orangtuanya di Sukabumi, setiap minggu Firman rutin pulang untuk melepas rindu."Kalau libur kerja dia pasti di rumah orang tuanya di sini, terakhir saya bertemu 2 minggu yang lalu. Kadang jam 01.00 WIB malam berangkat sampai sini pagi." tutur Yuli, sang kakak, dikutip dari detikNews.
Sesaat setelah berita mengenai pesawat jatuh, seluruh keluarga kaget dan langsung mencari tahu keberadaan Firman. Naas, ia menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 pada Senin, (29/10).
"Dia sayang orang tua, setiap di sini pasti selalu merajuk ibu pengen apa, teteh pengen apa, kebaikannya itu yang selalu kami kenang ke tetangga juga dia selalu membantu," kenang sang kakak.
Mendapat penugasan untuk bekerja di Majene, Sulawesi Barat, membuat Ambhar Puspitasari berupaya untuk pulang sepekan sekali untuk menengok orang tuanya yang berada di Makassar, Sulawesi Selatan.
"Tiap weekend pulang ketemu keluarga, Minggu malam balik ke tempat kerja. Kadang juga Senin pagi kalau masih kangen sama orang rumah," tutur gadis muda ini saat dihubungi oleh tim detikHealth, Selasa (30/10/2018).
Ambhar yang juga salah satu pegawai keuangan menyampaikan rasa duka yang sangat mendalam atas musibah jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 pada Senin, (29/10). Ia berujar, kejadian itu bisa menimpa siapa saja bahkan dirinya sendiri.
"Sedih banget kan aku juga ngerasain gimana rasanya jauh dari rumah yang penginnya balik terus. Tapi kan enggak bisa, kita punya tanggung jawab juga di sini," tambahnya.
Meski harus menempuh perjalanan Majene-Makassar yang memakan waktu sekitar 8 jam lebih, ia tidak keberatan asal bisa pulang untuk sekedar melepas rindu bersama orang terkasih.
"Sejauh atau selama apapun perjalanan pulang akan terbayarkan dengan bertemu keluarga," tutupnya.
Nabila Zahra, ibu muda asal Cirebon, 'hijrah' ke Jakarta karena ikut sang suami yang bekerja di ibu kota. Nabila dan keluarga kecilnya sering mengunjungi keluarganya di Cirebon lantaran sang bunda yang rindu akan kehadirannya dan cucu di rumah.
"Mami sering kangen sama cucunya, terus di Jakarta kadang suka suntuk, bosen, semua pada sibuk cari uang jadi enggak ada yang bisa diajak main," katanya saat dihubungi tim detikHealth melalui pesan singkat.
Nabila berujar, walau tidak pulang sepekan sekali, intensitas mudiknya terbilang cukup rutin.
"Aku juga ada bisnis di Cirebon, jadi sering pulang. Kadang sebulan sekali atau dua bulan sekali. Tergantung aja keadaannya gimana," tutupnya.
Firmansyah Akbar merupakan pegawai Kasi Penagihan Kantor Pajak Pratama (KPP) Pangkal Pinang. Meski istri dan keluarganya tinggal di Tangerang dan orangtuanya di Sukabumi, setiap minggu Firman rutin pulang untuk melepas rindu.
"Kalau libur kerja dia pasti di rumah orang tuanya di sini, terakhir saya bertemu 2 minggu yang lalu. Kadang jam 01.00 WIB malam berangkat sampai sini pagi." tutur Yuli, sang kakak, dikutip dari detikNews.
Sesaat setelah berita mengenai pesawat jatuh, seluruh keluarga kaget dan langsung mencari tahu keberadaan Firman. Naas, ia menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 pada Senin, (29/10).
"Dia sayang orang tua, setiap di sini pasti selalu merajuk ibu pengen apa, teteh pengen apa, kebaikannya itu yang selalu kami kenang ke tetangga juga dia selalu membantu," kenang sang kakak.
(up/up)