Menurut laman MedScape, dekompresi terjadi usai penyelaman dalam laut atau ruang tertutup (misal proyek pembangunan terowongan bawah tanah) dan kembali lagi menuju permukaan. Namun dekompresi juga bisa terjadi saat tekanan udara dalam pesawat menurun.
Saat menyelam, jaringan tubuh menyerap nitrogen dari tabung gas untuk bernapas untuk menyesuaikan dengan tekanan sekitar. Jika tekanan tersebut berkurang terlalu cepat, nitrogen akan keluar dan membentuk gelembung-gelembung dalam jaringan dan aliran darah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gelembung yang terbentuk di dalam atau di dekat sendi merupakan penyebab terduga munculnya rasa nyeri otot. Saat gelembungnya terlalu banyak, reaksi kompleks dapat terjadi di tubuh, biasanya di tulang punggung atau otak. Mati rasa, lumpuh dan gangguan fungsi otak juga bisa terjadi.
Dekompresi dapat terjadi tak diduga dan acak. Faktor utamanya adalah penurunan ambien tekanan, namun ada faktor risiko lain yang diketahui seperti penyelaman dalam atau panjang, air dingin, latihan keras di kedalaman dan terlalu cepat naik ke permukaan.
"Faktor-faktor lainnya yang diduga dapat meningkatkan risiko dekompresi namun belum cukup banyak bukti adalah obesitas, dehidrasi, latihan keras usai naik ke permukaan dan penyakit pernapasan. Ditambah adanya faktor risiko individual, yang menyebabkan beberapa penyelam bisa mengalaminya lebih sering ketimbang yang lain padahal mereka mengikuti pelatihan selam yang sama," tulis situs Divers Alert Network.











































