"Awalnya, kami sangat senang dengan tes yang menyatakan positif hamil. Namun dua minggu kemudian terjadi keguguran, yang menyebabkan saya merasa tak nyaman dan meruntuhkan optimisme," kata Michelle dalam buku otobiografi berjudul Becoming dikutip dari Sydney Morning Herald.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keguguran sebetulnya berisiko terjadi pada tiap kehamilan. Sayangnya, informasi seputar keguguran jarang dibicarakan di masyarakat. Menurut Michelle minim info inilah yang menyebabkannya mengalami keguguran, karena tidak tahu faktor risiko dan penanganan yang tepat.
Akibatnya, Michelle harus melalui periode sulit tersebut sendirian. Michelle bersyukur bisa melalui periode usai keguguran, memulihkan kesehatan diri, dan kembali mencoba hamil. Peran suami sangat penting untuk mengembalikan kondisi fisik dan mental Michelle.
Komunikasi dengan suami jugalah yang mendorong Michelle ikut program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF). Melalui program tersebut, Michelle dianugerahi Sasha dan Malia yang kini berusia 17 dan 20 tahun. Michelle yang kini berusia 54 tahun juga masih terus aktif mendampingi aktvitas harian suaminya.











































