Shari Marchbein, dermatologi dari New York mengatakan tren tersebut sangat populer di Timur Tengah dan Eropa dan Inggris. Pun, terdapat beberapa klinik kecantikan di Miami, Phoenix dan San Fransisco yang menyediakan layanan pemutihan area vagina dengan metode laser.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Marchbain tentu tidak melakukan atau merekomendasikan perawatan semacam ini karena mereka yang melakukannya menggunakan banyak pemutih yang berbahan dasar kimia seperti asam kojik dan hydroquinone yang berbahaya bagi tubuh.
Penggunaan laser difraksonisasi yang digunakan untuk mencerahkan area sekitar vagina juga bukan ide yang baik karena kedepannya akan menimbulkan banyak komplikasi.
"Menggunakan krim atau laser untuk menyingkirkan pigmen sangat tidak dianjurkan dan dapat menimbulkan efek samping yang menyakitkan di area sekitar vulva seperti rasa terbakar, melepuh, alergi dan iritasi," tambahnya.
Ia juga menambahkan, warna vulva dan labia yang dimiliki oleh tiap wanita itu unik, natural, dan sehat. Dia menyarankan agar para wanita lebih percaya diri dengan apa yang telah mereka miliki.
"Perawatan ini sesungguhnya tidak lebih dari cara untuk membuat wanita merasa tidak aman tentang anatomi tubuh yang sebetulnya normal dan indah," pungkasnya.
(kna/up)











































