5 Fantasi Seksual yang Tak Biasa, Pesta Seks Salah Satunya (2)

5 Fantasi Seksual yang Tak Biasa, Pesta Seks Salah Satunya (2)

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Jumat, 14 Des 2018 12:45 WIB
5 Fantasi Seksual yang Tak Biasa, Pesta Seks Salah Satunya (2)
Foto: iStock
Jakarta - Fantasi seksual adalah sebuah cerita ketika seseorang berimajinasi menjadi pemeran utama. Fantasi seksual seringkali berisi tentang berbagai hal yang melibatkan sesuatu yang kasar atau terkesan jorok.



Dikutip dari Health, semua orang memiliki fantasi seksual yang membuat mereka tergugah ketika memikirkannya. Tetapi kebanyakan orang merahasiakan mengenai fantasi yang mereka miliki. Entah itu karena terlalu aneh, berbahaya, atau berisiko.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Fantasi seksual adalah elemen terpenting di kehidupan percintan. Seseorang yang tidak memiliki fantasi, entah mereka terlalu malu untuk membicarakannya atau tidak terlalu menyukai untuk bercerita karena menganggap hal itu pribadi," demikian dilaporkan situs tersebut.

Selain pesta seks, berikut berbagai fantasi seksual yang berhasil dirangkum tim detikHealth dari beberapa sumber.

Lolicon

Foto: iStock
Lolicon adalah sebuah istilah yang mendeskripsikan ketertarikan seksual terhadap anak gadis. Di Jepang, lolicon tercermin sebagai budaya sebab mereka menyukai hal yang terlihat imut dan lucu atau Kawaii.

Dikutip dari detikNews lolicon berawal dari Barat lewat novel monumental Vladimir Nabokov berjudul Lolita (1955), memuat cerita obsesi pria dewasa dengan gadis 12 tahun. Namun publik Jepang lebih terasosiasi dengan istilah itu lewat karya terjemahan Russel Trainer berjudul The Lolita Complex (1969).

"Kadang lolicon dideskripsikan sebagai subkultur, namun lolicon sebenarnya lebih kepada fenomena media yang mewabah," tulis Patrick W Galbraith dari The University of Tokyo dalam tulisan 'Virtual Child Pornography in Japan'.

Tidak jarang, penyuka lolicon ini diibaratkan sebagai pedofilia yang memiliki imajinasi melakukan hubungan seksual dengan anak di bawah umur. Meski lolicon berwujud manga atau anime, tidak jarang dari mereka yang ingin melampiaskan hasrat seksualnya yang berujung pada eksploitasi atau kekerasan pada anak.

Zoophilia

Foto: iStock
Dikutip dari healthyplace, zoophilia adalah keinginan untuk melakukan hubungan seksual dengan binatang. Tentunya, fantasi ini bisa dianggap sebagai kelainan seksual dan pelakunya bisa dijerat dengan norma kesusilaan.

Di Indonesia, perilaku zoophilia sempat beberapa kali terjadi. Salah satunya di Desa Julah, Kecamatan Tejakula, Kabuapaten Buleleng, Bali. Saat itu, seorang kakek didapati berhubungan badan dengan sapi. Ketika ditanyai, pada saat itu sang kakek mengira sapi yang ia setubuhi adalah sosok gadis cantik.

Tak ayal, kejadian ini menghebohkan warga sekitar. Untuk mencegah petaka dan kejadian serupa terulang, warga kemudian menggelar upacara adat untuk 'mensucikan' daerahnya kembali dan menghilangkan aib.

Fetish

Foto: iStock
Fetish adalah bentuk hasrat seksual yang biasanya dikaitkan dengan tingkat abnormal mengenai objek tertentu. Bisa dari barang, pakaian, atau bagian dari tubuh.

Setiap orang memiliki fantasi seksualnya masing-masing. Fetish terjadi ketika muncul gairah seksual secara tiba-tiba saat melihat suatu hal, misalnya kaki, sepatu, bentuk wajah, alis, dan sebagainya.

Penyanyi Selena Gomez pun mengakui bahwa oa memiliki fetish atau kecenderungan terhadap sesuatu yang berlebihan yang ia tuangkan ke dalam salah satu lagunya dengan judul sama, yakni 'Fetish'.

Voyeurisme

Foto: iStock
Voyeurisme ketika mendapatkan kesenangan dari menonton orang lain yang sedang berhubungan seksual dan terlibat di dalamnya. Sedikit berbeda dengan orgy atau pesta seks, voyeurisme akan mendapatkan gairah seksual dengan menonton saja.

Tak jarang mereka yang memiliki fantasi ini menjadi terangsang secara seksual dengan secara sengaja memata-matai orang, mencuri pakaian, atau berpartisipasi dalam aktivitas seksual tertentu.

Halaman 2 dari 5
Lolicon adalah sebuah istilah yang mendeskripsikan ketertarikan seksual terhadap anak gadis. Di Jepang, lolicon tercermin sebagai budaya sebab mereka menyukai hal yang terlihat imut dan lucu atau Kawaii.

Dikutip dari detikNews lolicon berawal dari Barat lewat novel monumental Vladimir Nabokov berjudul Lolita (1955), memuat cerita obsesi pria dewasa dengan gadis 12 tahun. Namun publik Jepang lebih terasosiasi dengan istilah itu lewat karya terjemahan Russel Trainer berjudul The Lolita Complex (1969).

"Kadang lolicon dideskripsikan sebagai subkultur, namun lolicon sebenarnya lebih kepada fenomena media yang mewabah," tulis Patrick W Galbraith dari The University of Tokyo dalam tulisan 'Virtual Child Pornography in Japan'.

Tidak jarang, penyuka lolicon ini diibaratkan sebagai pedofilia yang memiliki imajinasi melakukan hubungan seksual dengan anak di bawah umur. Meski lolicon berwujud manga atau anime, tidak jarang dari mereka yang ingin melampiaskan hasrat seksualnya yang berujung pada eksploitasi atau kekerasan pada anak.

Dikutip dari healthyplace, zoophilia adalah keinginan untuk melakukan hubungan seksual dengan binatang. Tentunya, fantasi ini bisa dianggap sebagai kelainan seksual dan pelakunya bisa dijerat dengan norma kesusilaan.

Di Indonesia, perilaku zoophilia sempat beberapa kali terjadi. Salah satunya di Desa Julah, Kecamatan Tejakula, Kabuapaten Buleleng, Bali. Saat itu, seorang kakek didapati berhubungan badan dengan sapi. Ketika ditanyai, pada saat itu sang kakek mengira sapi yang ia setubuhi adalah sosok gadis cantik.

Tak ayal, kejadian ini menghebohkan warga sekitar. Untuk mencegah petaka dan kejadian serupa terulang, warga kemudian menggelar upacara adat untuk 'mensucikan' daerahnya kembali dan menghilangkan aib.

Fetish adalah bentuk hasrat seksual yang biasanya dikaitkan dengan tingkat abnormal mengenai objek tertentu. Bisa dari barang, pakaian, atau bagian dari tubuh.

Setiap orang memiliki fantasi seksualnya masing-masing. Fetish terjadi ketika muncul gairah seksual secara tiba-tiba saat melihat suatu hal, misalnya kaki, sepatu, bentuk wajah, alis, dan sebagainya.

Penyanyi Selena Gomez pun mengakui bahwa oa memiliki fetish atau kecenderungan terhadap sesuatu yang berlebihan yang ia tuangkan ke dalam salah satu lagunya dengan judul sama, yakni 'Fetish'.

Voyeurisme ketika mendapatkan kesenangan dari menonton orang lain yang sedang berhubungan seksual dan terlibat di dalamnya. Sedikit berbeda dengan orgy atau pesta seks, voyeurisme akan mendapatkan gairah seksual dengan menonton saja.

Tak jarang mereka yang memiliki fantasi ini menjadi terangsang secara seksual dengan secara sengaja memata-matai orang, mencuri pakaian, atau berpartisipasi dalam aktivitas seksual tertentu.

(kna/up)

Berita Terkait