Jakarta -
Kejadian dua orang yang ditemukan telanjang di dalam mobil membuat heboh masyarakat Pati, Jawa Tengah. Diketahui salah satunya positif narkoba dan kemudian mengalami halusinasi.
Dikutip dari Verywell Mind, halusinasi adalah sesuatu yang dilihat, didengar, dirasa, dicium tidak sesuai dengan kenyataanya. Kondisi ini dapat terjadi di bawah pengaruh obat-obatan, terutama jenis halusinogen atau psikedelik.
Halusinasi juga bisa menjadi gejala gangguan psikis, termasuk penyakit mental seperti skizofrenia atau gangguan bipolar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ternyata ada empat jenis halusinasi yang bisa terjadi diakibatkan penggunaan obat-obat terlarang. Berikut penjelasannya.
Halusinasi Visual
Foto: thinkstock
|
Halusinasi visual merupakan jenis yang paling sering terjadi dan tergolong distorsi ringan. Halusinasi ini bisa menyenangkan atau tidak, orang yang mengalaminya cenderung mengalami perubahan suasana hati yang cepat.
Contoh halusinasi visual, yaitu melihat lingkaran cahaya di sekitar objek, mengalami ilusi visual, melihat wajah buatan, melihat dinding bergerak, atau tidak bisa melihat orang atau benda di sekitarnya.
Halusinasi pendengaran
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Selain visual, halusinasi pendengaran juga sering terjadi. Misal mendengar suara-suara ketika tidak ada orang yang berbicara. Orang yang mengalami halusinasi ini biasanya mengaku suara yang didengarnya itu cukup keras dan bisa meyakinkan atau bahkan menakutkan.
Maka tidak jarang orang yang mengalami halusinasi ini 'manut' dengan apa yang didengarnya. Pada orang yang mengidap skizofrenia, contoh suara yang didengar seperti membunuh orang atau membunuh dirinya sendiri.
Halusinasi taktil
Foto: thinkstock
|
Atau disebut halusinasi sentuhan atau fisik. Halusinasi ini adalah sebuah sensasi palsu terhadap sentuhan atau sesuatu yang dialami tubuhnya. Biasanya halusinasi ini terjadi pada orang yang menggunakan obat psikoaktif.
Orang yang mengalami halusinasi ini biasanya merasa ada sesuatu yang seolah-olah merayap di kulitnya dan terasa nyata, hingga akhirnya mereka kerap menggaruk atau melukai dirinya sendiri.
Halusinasi penciuman dan rasa
Foto: Thinkstock
|
Halusinasi ini cukup jarang terjadi, namun pastinya sangat mengganggu. Halusinasi ini kerap tumpang tindih dengan delusi. Kondisi ini juga sering disebut sebagai phantosmia yang diakibatkan oleh adanya kerusakan saraf di bagian indra penciuman.
Misalnya, seseorang yang mengalami halusinasi ini memiliki khayalan bahwa ia sedang diracuni, halusinasi rasanya akan sangat merasa nyata. Mungkin halusinasi ini bisa membahayakan tubuhnya.
Halusinasi visual merupakan jenis yang paling sering terjadi dan tergolong distorsi ringan. Halusinasi ini bisa menyenangkan atau tidak, orang yang mengalaminya cenderung mengalami perubahan suasana hati yang cepat.
Contoh halusinasi visual, yaitu melihat lingkaran cahaya di sekitar objek, mengalami ilusi visual, melihat wajah buatan, melihat dinding bergerak, atau tidak bisa melihat orang atau benda di sekitarnya.
Selain visual, halusinasi pendengaran juga sering terjadi. Misal mendengar suara-suara ketika tidak ada orang yang berbicara. Orang yang mengalami halusinasi ini biasanya mengaku suara yang didengarnya itu cukup keras dan bisa meyakinkan atau bahkan menakutkan.
Maka tidak jarang orang yang mengalami halusinasi ini 'manut' dengan apa yang didengarnya. Pada orang yang mengidap skizofrenia, contoh suara yang didengar seperti membunuh orang atau membunuh dirinya sendiri.
Atau disebut halusinasi sentuhan atau fisik. Halusinasi ini adalah sebuah sensasi palsu terhadap sentuhan atau sesuatu yang dialami tubuhnya. Biasanya halusinasi ini terjadi pada orang yang menggunakan obat psikoaktif.
Orang yang mengalami halusinasi ini biasanya merasa ada sesuatu yang seolah-olah merayap di kulitnya dan terasa nyata, hingga akhirnya mereka kerap menggaruk atau melukai dirinya sendiri.
Halusinasi ini cukup jarang terjadi, namun pastinya sangat mengganggu. Halusinasi ini kerap tumpang tindih dengan delusi. Kondisi ini juga sering disebut sebagai phantosmia yang diakibatkan oleh adanya kerusakan saraf di bagian indra penciuman.
Misalnya, seseorang yang mengalami halusinasi ini memiliki khayalan bahwa ia sedang diracuni, halusinasi rasanya akan sangat merasa nyata. Mungkin halusinasi ini bisa membahayakan tubuhnya.
(wdw/up)