5 Hal yang Bisa Dikatakan pada Orang yang Sedang Berduka

5 Hal yang Bisa Dikatakan pada Orang yang Sedang Berduka

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Selasa, 25 Des 2018 14:10 WIB
5 Hal yang Bisa Dikatakan pada Orang yang Sedang Berduka
Ilustrasi tengah berkabung. Foto: Thinkstock
Jakarta -
Tidak ada yang tahu pasti perasaan orang yang sedang berduka, mungkin sudah banyak yang paham soal hal ini. Seringkali kita kebingungan untuk mengungkapkan rasa belasungkawa kepada rekan yang tengah kehilangan orang tercinta, seperti yang baru-baru ini terjadi, Tsunami Anyer.

Dikutip dari Reader's Digest, berikut ini adalah rekomendasi dari pakar kata-kata yang mungkin bisa kamu ucapkan pada teman atau kerabat untuk membuatnya merasa kamu selalu ada untuknya.

'Aku mampir bawain makanan ya'

Foto: thinkstock

Meskipun kalimat 'kalau butuh apa-apa kasih tahu, ya!' sebenarnya sudah mengandung niat yang baik, menunjukan aksi terkadang lebih membuat orang yang merasa kehilangan jadi lebih diperhatikan.

"Kadang-kadang hal terkecil yang paling berarti," kata Joan E. Markwell, penulis Softening the Grief, yang kehilangan putrinya sendiri karena kanker.

Kamu bisa menyempatkan diri di waktu-waktu yang memang memungkinkan. Tapi jangan paksakan jika orang yang tengah berduka sedang ingin seorang diri. Hargai perasaannya.

'Aku akan menemanimu'

Foto: thinkstock
Kata-kata yang sebaiknya tidak kamu katakan pada orang yang sedang sedih, misalnya seorang janda adalah 'kamu kuat banget deh!'. Meskipun niatnya untuk menyemangati tapi bisa jadi apa yang dirasakan wanita itu tidaklah seperti itu. Bisa saja justru mereka malah berpikir...

"Kami kelelahan karena berusaha terlihat kuat ketika kami merasa lemah sebagai anak kucing," ujar Markwell.

Masih kata Markwell, Fondasi kekuatan akan terbangun sedikit demi sedikit. Mengakui bahwa sulit untuk menjadi kuat adalah hal yang mungkin bisa kita lakukan sekarang untuk merasa lebih baik.

Foto: Istock
Salah satu etika ketika berbicara pada orang yang berduka adalah tidak malah fokus membicarakan duka yang kamu rasakan, sekalipun menurutmu itu relevan. Meskipun kamu ingin berempati dengan orang yang berduka, satu perasaan dengan perasaan lainnya bukanlah hal yang sama.

Ketahuilah meskipun kamu hanya bisa membayangkan apa yang sedang mereka alami, ini menunjukkan kamu mau membantu meringankan beban mereka. Itulah mengapa memang seharusnya kita lebih banyak mendengarkan keluh kesah orang yang tengah berduka dibanding memberi saran sebanyak-banyaknya.

'Memang butuh waktu untuk berduka'

Foto: Dok. iStock
Hindari kata-kata hampa seperti, "Waktu menyembuhkan semua luka". Penelitian terbaru menunjukkan bahwa lima tahap kesedihan (penolakan, kemarahan, tawar-menawar, depresi, dan penerimaan) tidak datang satu per satu tetapi lebih tepatnya dalam urutan yang berbeda, jadi tidak ada yang tahu kapan kita bisa mulai pulih dari kesedihan. Markwell menggambarkan kesedihan sebagai luka yang berkeropeng tetapi tidak pernah benar-benar sembuh.

"Ketika berbicara dengan seseorang yang sedang bersedih, fokuslah pada saat ini dan bukan masa depan, dan jangan berikan batas waktu pada kesedihan," ungkap Deborah Serani, PsyD, pengarang 'Depression in Later Life'.

Jika bingung ya jangan katakan apapun

Foto: thinkstock
Ada manfaat kesehatan ajaib dari pelukan, dan terkadang memang hanya sentuhan fisik yang diperlukan untuk membuat orang yang berduka merasa dihibur.

"Jika Anda tidak tahu harus berkata apa atau khawatir membuat orang yang berduka sedih, tawarkan pelukan, atau sentuhan di bahu. Itu dapat menyampaikan banyak hal," saran Dr Serani.

Penelitian dari Greater Good Science Center di University of California, Berkeley, telah menunjukkan bahwa emosi termasuk simpati dan cinta dapat dikomunikasikan melalui sentuhan. Plus, terkadang hanya mendengarkan dan tidak berbicara sama sekali adalah cara terbaik untuk membantu seseorang mengatasinya.

"Mendengarkan adalah prioritas dan sangat dibutuhkan," ujar Markwell. "Dengarkan saja. Jangan menilai. Jangan memberi saran."

Halaman 2 dari 6
Meskipun kalimat 'kalau butuh apa-apa kasih tahu, ya!' sebenarnya sudah mengandung niat yang baik, menunjukan aksi terkadang lebih membuat orang yang merasa kehilangan jadi lebih diperhatikan.

"Kadang-kadang hal terkecil yang paling berarti," kata Joan E. Markwell, penulis Softening the Grief, yang kehilangan putrinya sendiri karena kanker.

Kamu bisa menyempatkan diri di waktu-waktu yang memang memungkinkan. Tapi jangan paksakan jika orang yang tengah berduka sedang ingin seorang diri. Hargai perasaannya.

Kata-kata yang sebaiknya tidak kamu katakan pada orang yang sedang sedih, misalnya seorang janda adalah 'kamu kuat banget deh!'. Meskipun niatnya untuk menyemangati tapi bisa jadi apa yang dirasakan wanita itu tidaklah seperti itu. Bisa saja justru mereka malah berpikir...

"Kami kelelahan karena berusaha terlihat kuat ketika kami merasa lemah sebagai anak kucing," ujar Markwell.

Masih kata Markwell, Fondasi kekuatan akan terbangun sedikit demi sedikit. Mengakui bahwa sulit untuk menjadi kuat adalah hal yang mungkin bisa kita lakukan sekarang untuk merasa lebih baik.

Salah satu etika ketika berbicara pada orang yang berduka adalah tidak malah fokus membicarakan duka yang kamu rasakan, sekalipun menurutmu itu relevan. Meskipun kamu ingin berempati dengan orang yang berduka, satu perasaan dengan perasaan lainnya bukanlah hal yang sama.

Ketahuilah meskipun kamu hanya bisa membayangkan apa yang sedang mereka alami, ini menunjukkan kamu mau membantu meringankan beban mereka. Itulah mengapa memang seharusnya kita lebih banyak mendengarkan keluh kesah orang yang tengah berduka dibanding memberi saran sebanyak-banyaknya.

Hindari kata-kata hampa seperti, "Waktu menyembuhkan semua luka". Penelitian terbaru menunjukkan bahwa lima tahap kesedihan (penolakan, kemarahan, tawar-menawar, depresi, dan penerimaan) tidak datang satu per satu tetapi lebih tepatnya dalam urutan yang berbeda, jadi tidak ada yang tahu kapan kita bisa mulai pulih dari kesedihan. Markwell menggambarkan kesedihan sebagai luka yang berkeropeng tetapi tidak pernah benar-benar sembuh.

"Ketika berbicara dengan seseorang yang sedang bersedih, fokuslah pada saat ini dan bukan masa depan, dan jangan berikan batas waktu pada kesedihan," ungkap Deborah Serani, PsyD, pengarang 'Depression in Later Life'.

Ada manfaat kesehatan ajaib dari pelukan, dan terkadang memang hanya sentuhan fisik yang diperlukan untuk membuat orang yang berduka merasa dihibur.

"Jika Anda tidak tahu harus berkata apa atau khawatir membuat orang yang berduka sedih, tawarkan pelukan, atau sentuhan di bahu. Itu dapat menyampaikan banyak hal," saran Dr Serani.

Penelitian dari Greater Good Science Center di University of California, Berkeley, telah menunjukkan bahwa emosi termasuk simpati dan cinta dapat dikomunikasikan melalui sentuhan. Plus, terkadang hanya mendengarkan dan tidak berbicara sama sekali adalah cara terbaik untuk membantu seseorang mengatasinya.

"Mendengarkan adalah prioritas dan sangat dibutuhkan," ujar Markwell. "Dengarkan saja. Jangan menilai. Jangan memberi saran."

(ask/kna)

Berita Terkait