Menurut psikolog klinis dari personal Growth, Veronica Adesla, ada beberapa yang mencoba tetap tegar ketika ditinggalkan oleh orang-orang yang dikasihinya. Ada beberapa alasan yang bisa membuat mereka setegar itu.
"Alasannya bisa karena ia merasa situasi kondisi mengharuskannya demikian agar ia tetap dapat berfungsi dengan baik untuk menyelesaikan segala urusan sepeninggalan orang-orang yang dikasihinya ini," katanya kepada detikHealth, Rabu (26/12/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ada orang yang merasa harus menjadi salah satu yang tegar di saat yang lainnya tidak bisa berduka dan tidak bisa sekuatnya. Alasan yang lainnya bisa jadi karena larut dalam kesibukan harus mengurus ini dan itu.
Namun, Vero mengatakan bahwa ada kalanya mereka yang tadinya setegar karang bisa goyah ketika sendirian.
"Rasa duka itu menyelinap masuk, rasanya seperti pedih, sedih, kosong, atau air mata yang turun tiba-tiba. Setegar apapun, setiap orang yang ditinggal meninggal oleh orang yang dikasihi pada saat semua urusan telah selesai, mereka perlu memiliki waktu untuk berduka," ungkapnya.
Meskipun ada perasaan menyangkal, marah, sedih, ataupun menyalahkan diri sendiri, pada akhirnya mereka yang ditinggalkan akan sampai pada tahap menerima kenyataan yang pada tiap orang berbeda-beda.
(wdw/up)











































