Banyak cara yang dilakukan untuk menghilangkan jerawat, mulai dari memakai krim wajah berlapis-lapis, mengunjungi dokter sekali sebulan, sampai minum antibiotik untuk menekan hormon penyebab jerawat.
Namun, para peneliti menjelaskan bahwa perawatan tradisional ini tidak selalu efektif, dan dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang dan yang paling parah di antaranya adalah kulit kering dan iritasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan belum lama ini dalam Journal of Investigative Dermatology, Huang dan rekannya menjelaskan proses pengembangan vaksin yang efektif untuk mengobati jerawat.
Para peneliti mampu memastikan untuk pertama kalinya bahwa vaksin ini dapat melawan toksin atau racun yang diproduksi oleh bakteri penyebab jerawat dengan antibodi khusus. Metode ini juga membantu peradangan pada kulit yang disebabkan oleh jerawat.
"Kami menemukan antibodi yang mampu menyingkirkan racun penyebab jerawat dari bakteri p. acne. Jadi secara umum, vaksin ini dapat memblokir jerawat tanpa membunuh bakterinya," tambahnya.
Sejauh ini, upaya para peneliti telah menunjukkan hasil yang menjanjukan dan antibodi terbukti efektif melawan peradangan dan toksin.
"Setelah divalidasi oleh uji klinis dalam skala besar, dampak dari temuan ini sangat besar bagi ratusan juta orang yang bermasalah dengan jerawat," tutur Huang.











































