Berbagai Alasan Mengejutkan yang Ternyata Tingkatkan Risiko Kanker

Berbagai Alasan Mengejutkan yang Ternyata Tingkatkan Risiko Kanker

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Selasa, 08 Jan 2019 12:17 WIB
Berbagai Alasan Mengejutkan yang Ternyata Tingkatkan Risiko Kanker
Foto: Thinkstock
Jakarta - Ada beberapa hal yang sebenarnya sangat sering dilakukan dan dapat meningkatkan risiko terkena jenis kanker tertentu, misalnya pemilihan kursi pesawat, makan makanan tertentu, sampai bermain ponsel. Untuk itu, sangat penting melakukan pemeriksaan rutin agar membantu dalam mendeteksi kanker sebelum menyebar.

Sayangnya, masih tidak banyak orang yang paham mengenai berbahayanya kebiasaan ini dan memilih untuk acuh. Berikut adalah beberapa hal kecil yang meningkatkan risiko kanker dikutip detikHealth dari This Is Insider.

Memilih window seat di pesawat

Foto: (Thinkstock)
Terdengar aneh tapi nyata, memilih duduk di kursi dekat jendela akan meningkatkan risiko kanker kulit sebab paparan sinar matahari masih bisa terkena bahkan di pesawat sekalipun.

Diketahui bahwa paparan sinar UVA yang intens atau jangka panjang dapat berkontribusi pada perkembangan kanker kulit. Meskipun kaca yang digunakan di jendela pesawat tidak menghalangi sebagian besar sinar UVB, penelitian telah menemukan bahwa hingga 47 persen dari sinar UVA masih terpapar.

Selalu meminta struk belanja

Foto: Aditya Fajar Indrawan/detikcom
Sebuah studi menemukan bahwa kertas termal yang digunakan oleh 95 persen toko untuk membuat tanda terima mengandung sejumlah besar BPA, yang merupakan zat kimia penganggu hormon yang dihubungkan dengan kanker.

BPA dan BPS ditambahkan pada struk untuk membuat tulisan lebih gelap tanpa menggunakan tinta.

Untuk membatasi paparan, minta salinan digitalatau coba batasi kontak kulit Anda dengan kwitansi kertas. Struk belanjaan dilapisi Bisphenol A (BPA) dan Bisphenol (BPS), sejenis racun atau bagan kimia yang berbahaya yang dapat mengganggu hormon dalam tubuh.

Terlalu banyak minum minuman panas

Foto: iStock
World Health Orgganization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia telah menemukan bukti bahwa mengonsumsi minuman yang sangat panas dapat berkontribusi pada pengembangan kanker kerongkongan.

Para peneliti percaya bahwa kerusakan jaringan yang mungkin disebabkan oleh minum minuman panas dapat menyebabkan cedera sel dari waktu ke waktu, yang dapat menyebabkan kanker. Minuman yang terlalu panas berkisar antara 65 derajat celsius atau lebih.

Menambahkan ekstra daging di pizza

Foto: iStock
Menurut WHO, ada hubungan antara makan daging olahan atau daging merah dalam mengembangkan jenis kanker tertentu.

Sebuah laporan tahun 2015 menemukan bukti kuat dalam hubungan antara daging olahan atau merah seperti bacon, hot dog, sosis, dan daging sapi giling dan kanker kolorektal. Ada juga bukti bahwa jenis daging ini dapat berkontribusi pada pertumbuhan kanker pankreas dan prostat.

WHO saat ini menggolongkan daging olahan sebagai karsinogenik Kelompok 1, yang merupakan kategori yang sama dengan rokok dan arsenik. Kategori ini termasuk zat yang telah dipelajari cukup intensif sehingga ada bukti kuat bahwa mereka menyebabkan kanker pada manusia.

Main ponsel saat jam tidur

Foto: Thinkstock
Telah banyak penelitian menunjukkan, bermain ponsel atau menonton tv sebelum tidur mungkin meningkatkan risiko terkena kanker. Para ilmuwan telah menemukan hubungan yang mungkin antara rendahnya tingkat melatonin atau jenis hormon yang bertanggung jawab untuk memicu kantuk dan tingkat yang lebih tinggi dari beberapa kanker.

Meskipun penelitian masih berlangsung, cahaya buatan yang dipancarkan oleh perangkat elektronik diketahui mengganggu produksi melatonin dan dengan demikian mengganggu siklus tidur.

Menurut Johns Hopkins Medicine, sulit tidur yang kronis dapat mendorong kanker untuk berkembang.

Halaman 2 dari 6
Terdengar aneh tapi nyata, memilih duduk di kursi dekat jendela akan meningkatkan risiko kanker kulit sebab paparan sinar matahari masih bisa terkena bahkan di pesawat sekalipun.

Diketahui bahwa paparan sinar UVA yang intens atau jangka panjang dapat berkontribusi pada perkembangan kanker kulit. Meskipun kaca yang digunakan di jendela pesawat tidak menghalangi sebagian besar sinar UVB, penelitian telah menemukan bahwa hingga 47 persen dari sinar UVA masih terpapar.

Sebuah studi menemukan bahwa kertas termal yang digunakan oleh 95 persen toko untuk membuat tanda terima mengandung sejumlah besar BPA, yang merupakan zat kimia penganggu hormon yang dihubungkan dengan kanker.

BPA dan BPS ditambahkan pada struk untuk membuat tulisan lebih gelap tanpa menggunakan tinta.

Untuk membatasi paparan, minta salinan digitalatau coba batasi kontak kulit Anda dengan kwitansi kertas. Struk belanjaan dilapisi Bisphenol A (BPA) dan Bisphenol (BPS), sejenis racun atau bagan kimia yang berbahaya yang dapat mengganggu hormon dalam tubuh.

World Health Orgganization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia telah menemukan bukti bahwa mengonsumsi minuman yang sangat panas dapat berkontribusi pada pengembangan kanker kerongkongan.

Para peneliti percaya bahwa kerusakan jaringan yang mungkin disebabkan oleh minum minuman panas dapat menyebabkan cedera sel dari waktu ke waktu, yang dapat menyebabkan kanker. Minuman yang terlalu panas berkisar antara 65 derajat celsius atau lebih.

Menurut WHO, ada hubungan antara makan daging olahan atau daging merah dalam mengembangkan jenis kanker tertentu.

Sebuah laporan tahun 2015 menemukan bukti kuat dalam hubungan antara daging olahan atau merah seperti bacon, hot dog, sosis, dan daging sapi giling dan kanker kolorektal. Ada juga bukti bahwa jenis daging ini dapat berkontribusi pada pertumbuhan kanker pankreas dan prostat.

WHO saat ini menggolongkan daging olahan sebagai karsinogenik Kelompok 1, yang merupakan kategori yang sama dengan rokok dan arsenik. Kategori ini termasuk zat yang telah dipelajari cukup intensif sehingga ada bukti kuat bahwa mereka menyebabkan kanker pada manusia.

Telah banyak penelitian menunjukkan, bermain ponsel atau menonton tv sebelum tidur mungkin meningkatkan risiko terkena kanker. Para ilmuwan telah menemukan hubungan yang mungkin antara rendahnya tingkat melatonin atau jenis hormon yang bertanggung jawab untuk memicu kantuk dan tingkat yang lebih tinggi dari beberapa kanker.

Meskipun penelitian masih berlangsung, cahaya buatan yang dipancarkan oleh perangkat elektronik diketahui mengganggu produksi melatonin dan dengan demikian mengganggu siklus tidur.

Menurut Johns Hopkins Medicine, sulit tidur yang kronis dapat mendorong kanker untuk berkembang.

(kna/up)

Berita Terkait