"Bukan cuma seks adiksi, motif menyewa prostitusi ada faktor kesepian dan minim komunikasi dengan pasangan. Namun sama dengan faktor risiko yang lain, adiksi harus segera ditangani demi kebaikan pasien," kata pakar seksologi dan andrologi dari Universitas Udayana Prof Wimpie Pangkahila pada detikHealth, Rabu (09/01/2019).
Dikutip dari Medical News Today, kecanduan seks adalah kondisi saat pikiran tak bisa lepas dari seks hingga mengganggu pekerjaan, aktivitas, dan hubungan dengan lingkungan sekitar. Hingga kini, para ahli belum mengetahui penyebab serta kondisi khusus yang memudahkan diagnosa ketergantungan seks.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sama seperti bentuk adiksi lain, ketergantungan seks menuntut penderitanya untuk melakukan apapun demi pemenuhan kebutuhan birahi. Tarif prostitusi yang melangit tak jadi masalah asal bisa memenuhi keinginan dan harapannya. Padahal menurut Prof Wimpie, prostitusi bertarif Rp 80 juta atau gratis sama-sama berisiko besar terinfeksi penyakit menular seksual dan mengganggu aktivitas keseharian.
Ketergantungan seks tentunya bisa pulih asal ada keinginan dari pasiennya. Adiksi biasanya diatasi dengan program pemulihan yang terdiri atas terapi, tinggal sementara di pusat rehabilitasi dan berpartisipasi dalam pertemuan kelompok selama penyembuhan.











































