Usai digigit, Matthew merasakan demam yang ia kira karena kepanasan. Lalu ia segera dibawa ke rumah sakit saat terlihat ada infeksi saat melihat kulit di kakinya melepuh. Saking buruknya infeksi tersebut, para pegawai rumah sakit menyebutkan bahwa ia mungkin tak dapat selamat hingga kembali ke Inggris.
"Bahkan rumah sakit di Afrika menyebut mereka tak pernah melihat yang seburuk ini, bahkan dengan orang lokal sekalipun. Di Inggris juga sama," tutur Matthew, demikian dilaporkan situs Mirror.co.uk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah dua hari, separuh dari belatung tersebut diangkat. Banyak kulit mati yang mereka makan, bahkan disebutkan nyaris dimakan hingga tulangnya. Meski konsep ini cukup mengejutkan, namun prosedur ini telah didokumentasikan beberapa kali sebelumnya dan memiliki sejarah kesuksesan yang baik.
Menurut sebuah laporan di Telegraph, pemerintah Inggris sempat mempertimbangkan untuk mengirimkan belatung untuk mengobati luka. Diharapkan mereka dapat menurunkan jumlah infeksi sekunder yang bercabang dari luka-luka usai perang, dengan harapan jangka panjang dapat mempertahakan kaki dan tangan para tentara.
Matthew menyebut kini ada sekitar 20 belatung yang tersisa di kakinya untuk mati sendiri karena mengambil mereka cukup menyakitkan. Prosedur ini bertahan selama beberapa hari, dan selama pemulihan Matthew menyarankan para traveler lainnya untuk lebih waspada saat bekerja di luar negeri.
"Aku sedang mengenakan sangal, dan banyak sekali sesuatu di dalam pasir yang dapat menggigit yang tak kuketahui, seperti laba-laba beracun. Jaga kakimu agar tetap tertutup, dan jika aku kembali lagi aku akan mengenakan sepatu boot untuk menutupi kakiku dan aku tidak akan mengenakan celana pendek juga," pungkasnya.
Simak juga video 'Manfaat Terapi Hiperbarik Bagi Penyelam ':












































