Dikutip dari New York Post, para peneliti mengidentifikasi orang-orang yang memiliki tinja yang secara objektif lebih unggul atau mereka sebut sebagai 'donor super'.
"Dua dekade terakhir kita telah melihat daftar kondisi medis yang berkembang terkait dengan perubahan mikrobioma, seperti bakteri, virus, dan jamur, terutama di usus," ujar peneliti utama, Justin O'Sullivan, PhD.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal medis Frontiers in Cellular and Infection Microbiology dan melaporkan bahwa cangkok tinja selalu berhasil pada pasien dengan diare kronis. Namun kurang berpengaruh pada penyakit lebih serius, seperti radang usus.
"Pola keberhasilan dalam uji coba ini menunjukkan keberadaan adanya donor super, yang fesesnya cenderung memengaruhi usus inang dan mengarah pada perbaikan klinis. Kami melihat transplantasi dari donor super mencapai tingkat remisi klinis mungkin dua kali lipat dari rata-rata yang tersisa," jelas Justin.
Donor tinja biasanya seseorang yang menghasilkan tinja dengan mikroba sehat yang berinteraksi satu sama lain dengan memancarkan bahan kimia yang baik dalam saluran pencernaan yang menurut para peneliti membantu menjaga kondisi tubuh tetap prima.
Para peneliti berharap dengan adanya penelitian ini, orang memiliki keseimbangan bakteri usus yang baik secara konsisten dan menghindari adanya perkembangan penyakit.
(wdw/wdw)











































