Untuk lebih pasti, tentunya kamu harus memastikannya ke dokter yang akan melakukan sejumlah pemeriksaan. Akan tetapi, kalau kamu sekadar penasaran, berikut adalah beberapa penyakit yang punya gejala mirip DBD dan perbedaannya.
DBD vs Tipes
|
Foto: BBC Magazine
|
Keduanya punya gejala yang sama seperti misalnya demam tinggi, atau nyeri perut meskipun DBD biasanya lebih terasa sakit. Selain itu DBD punya gejala khas yakni bintik merah akibat pendarahan yang jika ditekan biasanya warnanya tidak pudar.
DBD vs Flu
|
Foto: shutterstock
|
Perlu dicatat, demam yang terjadi akibat flu dan infeksi dari virus atau bakteri biasanya disertai dengan gejala bersin atau batuk sedangkan gejala demam pada DBD tidak selalu begitu. Batuk bisa saja ditemukan namun batuk biasanya tidak berdahak. Kalau sudah menemukan tanda-tanda mirip flu, disertai gejala lainnya yang hebat, jangan sungkan untuk pergi ke dokter guna diagnosis lebih tepat.
DBD vs Campak
|
Foto: Thinkstock
|
Beda dengan campak, DBD biasanya akan berkurang di hari ke-4 atau ke-5, dan kemudian akan menghilang. Selain itu bintik pada campak terasa gatal, sementara pada pasien DBD tidak demikian.
DBD vs Chikungunya
|
Foto: thinkstock
|
"DBD disebabkan oleh virus dengue sedangkan Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya. Keduanya ditularkan oleh nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus," jelas Prof Tjandra Yoga Aditama, yang saat itu masih menjabat Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, dalam keterangan tertulis.
Prof Tjandra menerangkan gejala khas DBD adalah demam tinggi, timbulnya bintik merah, adanya penurunan trombosit dan peningkatan hematokrit. Sedangkan Chikungunya selain demam dan ruam kemerahan, tanda khasnya adalah nyeri pada persendian yang biasanya menyebabkan penderita sulit untuk berjalan.
"Kata Chikungunya berasal dari bahasa Swahili yang berarti: yang tertekuk atau bungkuk, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (Arthralgia)," tambah Prof Tjandra.
DBD dan Malaria
|
Foto: BBC Magazine
|
"Aedes aegypti kakinya seperti macan tutul, sedangkan kalau Anopheles biasanya kakinya lebih panjang dan lebih besar," terang drh Olan Sebastian, MM, dalam perbincangan beberapa waktu lalu dengan detikHealth.
Malaria memiliki masa inkubasi lebih lama. Karena itu DBD umumnya menyerang secara mendadak, sedangkan malaria biasanya menunjukkan waktu yang lebih lama dari awal digigit nyamuk hingga muncul gejala.
Dokter biasanya akan mengecek riwayat pengidap terlebih dahulu karena malaria biasa terjadi pada daerah endemis. Pemeriksaan laboratorium tetap diperlukan untuk melakukan diagnosis secara pasti.
Halaman 2 dari 6











































