Menangis Itu Sehat, Redakan Stres hingga Obati Nyeri

Menangis Itu Sehat, Redakan Stres hingga Obati Nyeri

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Minggu, 03 Feb 2019 19:25 WIB
Menangis Itu Sehat, Redakan Stres hingga Obati Nyeri
Ari Lasso menenangkan Dul yang tengah berurai air mata (Foto: Instagram Dul Jaelani)
Jakarta - Konser Dewa 19 di Malaysia diwarnai tangis dua putra Ahmad Dhani, Dul Jaelani dan Al Ghazali. Keduanya tak kuasa menahan air mata saat lagu-lagu sang ayah dibawakan di atas panggung.

Al dan Dul punya alasan untuk menangis haru, mengingat ayah mereka saat ini tengah mendekam di penjara. Seharusnya, Ahmad Dhani ikut tampil dalam konser tersebut. Namun posisinya digantikan oleh si bungsu Dul.

Tangis dan air mata erat kaitannya dengan emosi. Saat sedih, marah, atau bahagia, kelenjar yang terletak di antara kelopak dan bola mata akan memproduksi lebih banyak air mata tanpa harus diperintah oleh otak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun air mata bukan hanya dipicu oleh faktor emosi. Ada juga yang diproduksi sebagai refleks untuk melindungi mata dari iritasi. Produksinya meningkat ketika ada partikel debu atau senyawa tertentu seperti saat mengupas bawang.



Apapun penyebabnya, tetesan air mata selalu punya sisi positif bagi kesehatan. Berbagai manfaat sehat yang bisa didapat dari tangisan dirangkum sebagai berikut.

Meredakan stres

Foto: iStock
Ini berlaku untuk tangisan yang dipicu faktor emosi, atau disebut juga crying tears. Menurut sebuah penelitan, crying tears mengandung senyawa leucine enkephalin yang bekerja sebagai pereda nyeri. Bukan cuma nyeri secara fisik, tetapi juga perasaan sedih yang menyayat hati.

Mencegah infeksi

Foto: thinkstock
Sebuah riset tahun 2011 menyebut air mata juga mengandung senyawa lysozyme. Penelitian tersebut menunjukkan adanya efek antimikroba yang kuat pada senyawa lysozyme, sehingga bisa menurunkan risiko infeksi bakteri. Diklaim bisa menangkal serangan agen bioteror seperti anthrax.

Mengobati nyeri

Foto: iStock
Selain mengandung senyawa leucine enkephalin yang bersifat pereda nyeri, air mata juga bisa mengaktifkan pelepasan hormon eksitosin dan endorfin. Keduanya punya efek meredakan nyeri baik fisik maupun emosional. Tidak heran bila banyak orang merasa lebih lega setelah menitikkan air mata.

Melepas racun

Foto: ts
Butuh penelitian lebih lanjut tentang klaim ini, tetapi dipercaya bahwa cairan yang keluar dari tubuh akan membawa pengotor-pengotor alias racun dari dalam tubuh. Bisa dibilang, menangis juga bisa menjadi salah satu mekanisme detoksifikasi racun seperti halnya saat berkeringat.

Ada 3 jenis air mata

Foto: iStock
Selain air mata emosional, di dunia medis juga dikenal ada air mata basal. Jenis air mata non emosional ini terus menerus diproduksi untuk menjaga kelembapan bola mata. Produksinya meningkat pada kondisi tertentu misalnya cuaca kering dan tidak bersahabat. Jenis air mata lainnya adalah air mata refleks yang muncul ketika mata terpapar uap sulfur saat mengupas bawang merah.
Halaman 2 dari 6
Ini berlaku untuk tangisan yang dipicu faktor emosi, atau disebut juga crying tears. Menurut sebuah penelitan, crying tears mengandung senyawa leucine enkephalin yang bekerja sebagai pereda nyeri. Bukan cuma nyeri secara fisik, tetapi juga perasaan sedih yang menyayat hati.

Sebuah riset tahun 2011 menyebut air mata juga mengandung senyawa lysozyme. Penelitian tersebut menunjukkan adanya efek antimikroba yang kuat pada senyawa lysozyme, sehingga bisa menurunkan risiko infeksi bakteri. Diklaim bisa menangkal serangan agen bioteror seperti anthrax.

Selain mengandung senyawa leucine enkephalin yang bersifat pereda nyeri, air mata juga bisa mengaktifkan pelepasan hormon eksitosin dan endorfin. Keduanya punya efek meredakan nyeri baik fisik maupun emosional. Tidak heran bila banyak orang merasa lebih lega setelah menitikkan air mata.

Butuh penelitian lebih lanjut tentang klaim ini, tetapi dipercaya bahwa cairan yang keluar dari tubuh akan membawa pengotor-pengotor alias racun dari dalam tubuh. Bisa dibilang, menangis juga bisa menjadi salah satu mekanisme detoksifikasi racun seperti halnya saat berkeringat.

Selain air mata emosional, di dunia medis juga dikenal ada air mata basal. Jenis air mata non emosional ini terus menerus diproduksi untuk menjaga kelembapan bola mata. Produksinya meningkat pada kondisi tertentu misalnya cuaca kering dan tidak bersahabat. Jenis air mata lainnya adalah air mata refleks yang muncul ketika mata terpapar uap sulfur saat mengupas bawang merah.

(up/fds)

Berita Terkait