"Mudah-mudahan jadi perhatian kita semua, yang ternyata belum mampu mengendalikan penyakit DBD," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam dalam pesan singkat yang diterima detikHealth.
"Gigitan nyamuk akan menurun bila jentik bisa diberantas salah satunya dengan pembentukan juru pemantau jentik (jumantik). Namun tidak semua rumah bisa dimasuki jumantik," lanjut dr Ari.
Menurut dr Ari, dalam praktiknya kadang rumah besar dan berhalaman luas tidak mau didatangi jumantik. Hal serupa terjadi saat pengasapan (fogging), yang mengakibatkan pemberantasan jentik dan nyamun pembawa virus DBD tidak optimal. Apalagi pemilik kadang kurang memperhatikan genangan air yang menjadi tempat hidup nyamuk di rumahnya.
DBD seharusnya bisa dicegah dengan menemukan jentik nyamuk, menguras, mengubur, dan menutup barang bekas. Pemberantasan jentik akan menurunkan risiko gigitan yang pada akhirnya menekan infeksi virus DBD. Pemberantasan jentik ditambah pemberian bubuk abate di tempat penanpungan air.
Dengan kejadian ini, dr Ari berharap pemerintah bisa lebih peduli pada kasus DBD yang masih menjadi endemis ini. Bila perlu dilakukan lomba tingkat kelurahan atau tingkat SD dengan jumlah kasus dan jentik nyamuk terendah. Tentunya komitmen pemerintah pusat dan daerah harus tinggi untuk menekan penularan virus DBD. dr Ari juga mengingatkan untuk selalu menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah infeksi kasus.
Benarkah jus jambu biji efektif mengobati Demam Berdarah Dengue? Cek di video Bincang Sehat berikut: