5 Tips 'Survive' Desak-desakan Naik KRL di Jam Sibuk

5 Tips 'Survive' Desak-desakan Naik KRL di Jam Sibuk

Rosmha Widiyani - detikHealth
Jumat, 08 Mar 2019 17:00 WIB
5 Tips Survive Desak-desakan Naik KRL di Jam Sibuk
Desak-desakan di kereta sudah jadi makanan sehari-hari pada 'anker' alias anak kereta. (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta - Bagi masyarakat urban, desak-desakan di KRL commuter line adalah hal biasa. Dikutip dari detikNews, Presiden Jokowi sempat merasakan sensasi naik KRL di jam sibuk.

"Pas jam-jam seperti itu coba mau goyang 1 centimeter aja tidak bisa. Kita bisa agak longgar itu pun masih berdiri setelah dari Depok menuju Bogor yang turun sudah agak banyak," kata Jokowi pada peresmian Tol Bakauheni-Terbanggi Besar di Gerbang Tol Natar, Lampung, Jumat (08/03/2019).

Dikutip dari Psychology Today, stres akibat desak-desakan dalam KRL tak bisa dianggap remeh. Stres biasanya dipicu gelisah, khawatir, gerah, dan frustasi akibat antrian KRL masuk stasiun. Bagi yang masih harus menggunakan KRL dalam kegiatan sehari-hari, berikut tips mengendalikan stres supaya tetap sehat dan selamat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



1. Pastikan sudah makan dan cukup minum

Bagi yang harus naik KRL sebelum masuk kerja atau sekolah, pastikan sudah sarapan terlebih dulu. Menu sarapan tentunya bukan sekadar kopi atau minuman lain. Asupan harus mengandung cukup karbohidrat, protein, yang disertai cukup air putih. Terlalu banyak kopi bisa memicu gelisah atau pingsan, saat berdesak-desakan dalam KRL.

2. Tenang dan ambil napas dalam

Ambil napas dalam telah terbukti efektif meredakan rasa gelisah saat berdesak-desakan dalam KRL. Metode ini dilakukand engan menutup mata, ambil napas lewat hidung, dan tahan selama 2 detik. Siklus ini bisa diulang 10 kali dengan fokus pada pernapasan. Bila perlu, teknik serupa meditasi ini bisa dipandu lewat musik yang didownload dalam gadget.



3. Jangan takut atau khawatir

Angkutan massal tak lepas dari desak-desakan, ga sengaja keinjek, kedorong, dan luapan emosi para penumpangnya. Kondisi ini jangan sampai menimbulkan rasa takut menggunakan kendaraan umum. Kondisi yang menyebabkan rasa takut dan khawatir bisa ditulis, untuk memudahkan pengendalian emosi.

4. Tak perlu menghindari KRL

Trauma akibat padatnya KRL jangan sampai menimbulkan trauma. Tranportasi massal ini telah terbukti cukup efektif menjangkau berbagai lokasi yang jaraknya cukup jauh. Bila merasa trauma, bisa dicoba mengendarai KRL bukan di saat jam sibuk. Setelah terbiasa, baru kembali ke jalur KRL yang lebih padat.

5. Jangan ragu konsultasi pada dokter

Stres dan gelisah akibat desak-desakan, terlambat, dan luapan emosi dalam KRL sebetulnya bisa dikendalikan. Namun jika stres yang muncul sudah mengganggu kinerja, istirahat, dan aktivitas sehari-hari, sebaiknya segera konsultasi pada dokter terkait. Dokter akan memberi saran dan terapi yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut.

(up/up)

Berita Terkait