Anak ketiga pasangan Galih Jiwa Suhada (33) dan Nita Maryanti (27) itu hanya bisa terkulai lemah di atas tempat tidur. Sesekali, sang ibunda menggendongnya ketika ia rewel dan menangis.
"Sakitnya sejak lahir mas, kata dokter kena hidrosefalus sehingga kepalanya besar kayak gini," kata Nita, ketika ditemui detikcom di rumahnya, Rabu (27/3/2019).
Nita sendiri merasa kaget dan tidak menduga jika anaknya yang ketiga itu mengidap hidrosefalus karena kedua kakaknya terlahir dalam kondisi normal. Selama dalam kandungan, Nita mengaku tidak pernah periksa ke dokter apalagi mengecek kondisi kandungannya dengan ultrasonografi (USG) lantaran tak punya biaya.
![]() |
"Dari dulu nggak pernah USG, karena anak saya yang lain juga tidak di-USG ya semuanya sehat. Yang ini juga tidak saya USG, tahu-tahu pas udah 9 bulan lebih itu harusnya sudah lahir kok belum lahir padahal sudah lewat HPL (Hari Perkiraan Lahir). Terus periksa ke dokter ternyata kepala bayi katanya besar karena hedrosefalus dan lahirnya harus dioperasi caesar," paparnya.
Karena keterbatasan biaya, Gemilang hanya mendapat pengobatan alternatif dengan harapan bisa segera sembuh. Sayangnya, makin hari ukuran kepalanya makin membesar. Bahkan Gemilang sering demam dan kejang-kejang.
Penghasilan suami Nita yang pas-pasan karena hanya bekerja sebagai karyawan SPBU tidak cukup untuk keperluan sehari-hari apalagi untuk biaya pengobatan. Kartu BPJS yang ada, justru membebani keluarga itu karena harus membayar iuran setiap bulannya.
![]() |
"Sudah ke pengobatan alternatif, tapi nggak sembuh-sembuh. Ada yang bilang harus dibawa ke RS Sarjito Jogja, tapi kami kan nggak punya biaya wong suami saya cuma karyawan SPBU gajinya pas-pasan. Kemarin ada yang buatin kartu BPJS, katanya bisa operasi gratis, tapi kan juga butuh biaya buat bolak balik Jogja, terus kalau sudah punya BPJS kan tiap bulan harus bayar satu keluarga, nah itu kami gak mampu," lanjut Nita.
Kini, Nita dan suaminya yang saat ini tinggal di rumah saudaranya hanya bisa pasrah dan berharap ada uluran tangan dari dermawan untuk mengurangi beban hidup mereka. Mereka pun berharap agar si buah hati bisa segera ditangani dokter dan bisa sembuh total sehingga bisa tumbuh normal seperti anak lainnya.
"Ini rumah saudara kami yang di luar kota, kami hanya menumpang di sini. Barang-barang yang ada ini juga miliknya yang punya rumah bukan punya kami. Untuk bayar listrik ada tetangga yang bantu bayar. Semoga saja nanti anak saya bisa segera sembuh," tutupnya.
![]() |