Studi terbaru terhadap lebih dari 9.600 orang dewasa di Inggris menemukan, orang yang mengalami obesitas memiliki volume materi abu-abu di otak yang lebih sedikit dari rekan-rekan mereka yang berbobot normal. Materi abu-abu mengandung sebagian besar sel-sel saraf otak, sedangkan materi putih mengandung serat yang menghubungkan berbagai bagian otak.
Penelitian sebelumnya telah mengaitkan penyusutan materi abu-abu dengan peningkatan risiko demensia di masa depan. Namun, para peneliti mengingatkan bahwa mereka tidak dapat menarik kesimpulan tegas dari temuan terbaru ini. Studi ini hanya menemukan hubungan, dan tidak membuktikan sebab akibat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, sejumlah penelitian yang sama juga sudah dilakukan, namun kesimpulannya beragam. Beberapa tidak menemukan korelasi, sementara yang lain tidak bisa mendapatkan hasil yang jelas.
Alasannya, saat seseorang mengalami penurunan kemampuan otak hingga pikun, bobot tubuh mereka bisa menyusut 5-10 tahun sebelum gejala itu mulai terlihat. Hal ini bisa saja mematahkan teori korelasi antara obesitas dan demensia. Itu sebabnya, penting bagi peneliti untuk melihat indikator risiko demensia sebelumnya, seperti penyusutan volume otak.
"Ini pelajaran yang bagus. Demensia adalah proses yang panjang, dan ini terlihat pada sifat yang terjadi di sepanjang jalan," jelasnya.











































