"Mo mengalami gegar [otak]. Itu berarti dia tidak dapat dimainkan. Dia merasa baik-baik saja tetapi jika dilihat dari sisi medis itu tidak cukup," kata Manajer Liverpool Juergen Klopp seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (7/5/2019).
Ahli saraf Prof dr Teguh Ranakusuma, SpS(K), dari Departemen Neurologi Fakutas Kedokteran Universitas Indonesia mengibaratkan gegar otak layaknya hang pada komputer. Saat kepala terbentur, aktivitas kelistrikan yang ada di otak bisa mengalami kekacauan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Itulah sebabnya mereka yang mengalami gegar otak selalu ditandai dengan kehilangan kesadaran dikarenakan adanya 'gangguan jaringan' pada otak.
Pada kasus gegar otak ringan pasien bisa pulih sendiri, sedangkan pada gegar otak sedang ada yang bisa pulih lagi dan ada yang tidak. Gejalanya mulai dari tidak sadarkan diri, mual, muntah, pingsan, sakit kepala hebat, hingga kelumpuhan sebagian.
Nah pada kasus gegar otak yang berat bukan tidak mungkin seseorang bisa sampai koma atau bila siuman mengalami hilang ingatan.
"Tapi kalau sudah berat, ya bisa sampai hilang ingatan," pungkas Prof Teguh.











































