Nenek ini mengidap kondisi langka bernama achalasia yang mengakibatkan komplikasi fatal 'mega-esofagus', di mana saluran makanan atau esofagus mengembang sangat lebar sampai berisiko rusak. Kondisi ini menyebabkan makanan sulit turun karena otot dan saraf di saluran esofagus rusak.
Akibatnya ia kerap memuntahkan makanannya kembali, nyeri dada, dan kesulitan menelan. Jika tak segera ditangani, esofagus bisa sangat melebar hingga otot-ototnya tak bisa meregang lebih lebar dan makanan menjadi tersangkut lalu membusuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyakit tersebut diketahui setelah ia terjatuh dan menjalani beberapa tes dan pindaian. Sebelumnya, kesulitan menelannya dianggap sebagai masalah lambung atau gastro-oesophageal reflux disease (GERD) dan diberikan obat untuk penyakit tersebut.
Setelah ditemukan esofagusnya rusak dan berisi potongan sisa-sisa makanan dan benar-benar telah tertutup di bawah, tim dokter yang dipimpin oleh Dr Waqas Aslam memastikan diagnosisnya adalah achalasia.
Pilihan satu-satunya adalah nenek ini harus menggunakan tabung makanan di perut. Setelah itu ia pun diperbolehkan pulang untuk dirawat di rumah.
"Sayang sekali, ia meninggal beberapa minggu kemudian karena pneumonia aspirasi dan nyaris lumpuh. Mega-esofagus terkait dengan peningkatan risiko pneumonia aspirasi, malnutrisi parah, dan abnormalitas elektrolit, terutama pada kelompok lansia, menyebabkan kematian yang signifikan," pungkas dokter tersebut.











































