Aplikasi game ini mulai dikembangkan sejak November 2018 lalu. Pengembangnya yakni Ris Heskiel Najogi Sitinjak, Shinta Diva Ekananda, Wahyunanda Crista Yuda, Muhammad Fikri Abdillah dan Muhammad Sulhan Hadi dari Fakultas Farmasi UGM.
Mereka juga dibantu Luh Rai Maduretno Asvinigita dan Lutfiana Pasebhan Jati dari Sekolah Vokasi serta Laksa Ersa Anugratama dari Fakultas Peternakan UGM.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Anak-anak pada usia tersebut (2-14) sudah sangat familiar dengan smartphone, sehingga kami memanfaatkan peranti tersebut untuk menumbuhkan minat serta wawasan anak terhadap profesi apoteker melalui game 'meet pharmy'," jelas Ris.
Baca juga:
Hal itu disampaikan Ris kepada wartawan di Ruang Rapat Bagian Humas dan Protokol, Gedung Pusat UGM, Rabu (15/5/2019).
Ris menjelaskan, melalui aplikasi game ini anak-anak bisa mendapatkan berbagai informasi kesehatan. Anak-anak juga diajak merasakan pengalaman berkonsultasi dengan seorang apoteker bernama Pharmy.
"Pharmy akan memberikan resep dan juga menjelaskan pentingnya menjalankan gaya hidup sehat agar tidak mudah terserang penyakit," ungkapnya.
Lutfiana dari Sekolah Vokasi menambahkan, aplikasi game 'meet pharmy' dilengkapi sejumlah fitur meliputi tiga kasus penyakit yakni batuk, pilek dan demam. Game ini juga dilengkapi dengan fitur modul yang memuat informasi seputar penyakit.
Kini, aplikasi ini telah banyak memperingati penghargaan. Di antaranya medali emas kategori Medicine and Public Health di Thailand Inventors' Day 2019 dan medali perak dalam World Young Inventor Exhibition dalam ITEX 2019 di Malaysia.
"Kini (aplikasi game) 'meet pharmy' sudah bisa diunduh di Google Playstore dan saat ini sudah diunduh lebih dari 1.000 pengguna," pungkas Lutfiana.
Baca juga: (ush/up)











































