"Hasil pemeriksaan lab yang kita lakukan termasuk pada 3 orang yang meninggal, 1 didiagnosa dengue shock syndrome, 1 didiangosa demam tifoid dan 1 didiagnosa suspect leptospirosis," katanya kepada detikHealth belum lama ini.
Sementara itu, hasil pemerikasaan pada orang yang sakit ditemukan peningkatan indikator untuk tipes dan suspek leptospirosis. Tidak ditemukan demam berdarah yang sebelumnya disebut sebagai salah satu penyebab penyakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anung mengatakan memang sejak tanggal 17 Mei lalu terjadi peningkatan kasus panas atau demam di masyarakat yang dilaporkan sebagai kejadian luar biasa.
"Kita sudah memeriksa vektor disana juga tidak menemukan adanya virus lain semacam zika, japanese enchepalitis dan sebagainya sehingga kami untuk tahapan itu mengambil kesimpulan bahwa ini memang terjadi sebuah peningkatan kasus yang mengarah kepada tifoid," ujarnya.
Demam tifoid atau tipes disebabkan oleh infeksi Salmonella, bakteri yang menyerang usus. Bakteri ini normalnya ada dalam kotoran manusia dan menginfeksi lewat makanan yang terkontaminasi.
Hingga kini, Kementerian Kesehatan tengah memantau hasil dari tahapan kedua masa inkubasi setelah timbulnya gejala infeksi dari virus tersebut.











































