Pengidap Penyakit Langka Temukan Jodohnya Usai Operasi

Pengidap Penyakit Langka Temukan Jodohnya Usai Operasi

Rosmha Widiyani - detikHealth
Jumat, 31 Mei 2019 17:45 WIB
Ilustrasi pasangan menikah. (Foto: Thinkstock_)
Jakarta - Seorang wanita Karla Deyes, yang kini berusia 26 tahun, terdiagnosa mengalami sindrom Parry-Romberg pada umur 7 tahun. Sindrom ini mengakibatkan wajah sebelah kirinya berkerut sehingga tampilannya tampak asimetris.

Sindrom Parry-Romberg adalah penyakit langka yang ditandai penyusutan bertingkat dan degenerasi jaringan di bawah kulit. Penyakit ini umumnya hanya menyerang wajah, namun pada kasus tertentu ada yang menyerang hingga seluruh tubuh.

Penyakit Parry-Romberg yang menyerang Deyes hingga kini beluk diketahui penyebabnya. Dalam kasus Deyes, sindrom menyerang hinga otot dan jaringan lain di kaki kiri. Deyes masih ingat tidak bisa menggunakan sepatu karena karena kaki kirinya terasa sakit. Kaki kiri Deyes terlihat lebih kurus dan kecil dibanding kaki kanan.



"Saya sempat bilang ingin bunuh diri karena tidak punya teman dan depresi. Namun saya bersyukur setelah menjalani operasi rahang dan transfer lemak. Saya menjadi percaya diri dan merasa bahagia, apalagi setelah kehadiran Luke," kata Deyes dikutip dari Mirror.

Deyes menjalani operasi rahang di usia 18 tahun dan transfer lemak atau grafting di usia 22 tahun. Dengan rasa percaya diri yang lebih baik, Deyes tak ragu menunjukkan kepribadiannya pada lingkungan sekitar. Dia juga tak ragu potong rambut setelah sebelumnya selalu panjang, untuk menutupi wajah sebelah kiri.

"Sekarang, saya tak ragu ngobrol lebih lama dengan lawan bicara. Saya juga mampu jalan sendiri di lingkungan terbuka, tanpa perlu khawatir yang dibicarakan orang. Yang penting, saya bisa kembali berinteraksi dengan orang lain lewat gestur, ekspresi, dan bahasa tubuh lainnya," kata Deyes.

Operasi rahang dan tranfer lemak mungkin jawaban dari harapan Deyes, yang sempat dilanda depresi dan keinginan bunuh diri. Deyes berharap pengalamannya bisa menjadi inspirasi bagi sesama pengidap Parry-Romberg. Penyakit tersebut bisa saja merusak ketahanan emosi seseorang, namun keberanian dan harapan memungkinkan penyakit tersebut diatasi.

(up/up)