"Menekankan perlunya pelatihan api berkelanjutan dan strategi pencegahannya," tulis Dr Ruth Shaylor dari Department of Anaesthesia and Pain Medicine di Austin Health, yang melaporkan kasus tersebut, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Livescience.
Berawal ketika seorang pasien berusia 60 tahun menjalani operasi untuk mentasi kerusakan pembuluh darah di jantung. Pasien ini memiliki riwayat gangguan paru kronis, Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demi menyelamatkan pasien dari risiko gangguan napas, dokter memberikan tambahan oksigen dalam dosis lebih besar. Di saat yang sama, dokter menggunakan pisau elektrik untuk membedah pasien. Cara kerjanya adalah mengalirkan listrik yang akan memanaskan jaringan, sehingga tidak terjadi perdarahan.
Tak disangka, alat tersebut memantikkan api dan memicu 'kobaran' kecil. Api bisa dipadamkan dengan air garam atau saline water tanpa mencederai pasien. Meski diwarnai insiden, operasi berjalan lancar.
Kasus langka ini akan dipresentasikan dalam kontres Euroanaesthesia di Austria. Disebutkan, kasus semacam ini ternyata tidak langka-langka amat, terjadi sekitar 600 kali dalam setahun di Amerika Serikat.
Kebakaran saat operasi bisa terjadi karena beberapa hal. Pertama, ada oxidizer, termasuk dalam kasus ini pemberian oksigen tambahan. Kedua, ada pemantik seperti pisau elektrik. Ketiga, ada 'bahan bakar' yang bisa berupa spons, peralatan bedah, maupun kulit dan rambut pasien sendiri.
Cegah radang Paru- Paru:
(up/up)











































