Nyawa Josey, panggilannya, tak tertolong lagi karena keterlambatan penanganan. Walau ia kembali ke dokter yang sama sebanyak lima kali, dokter tersebut selalu bersikukuh tidak ada yang bermasalah dengannya, di mana pendarah yang ia alami adalah haid yang tidak teratur.
Setelah itu, ia dialihkan ke dokter lain yang langsung memindainya usai menerima keluhan. Josey mengaku seharusnya hal inilah yang dilakukan berbulan-bulan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal, salah satu gejala yang sering terjadi pada pasien kanker serviks adalah pendarahan vagina yang tidak normal. Biasanya terjadi saat atau setelah berhubungan intim, di antara waktu haid, atau setelah menjalani menopause. Gejala lainnya meliputi nyeri, keputihan dan konstipasi.
Pada Juni 2018, Josey resmi didiagnosis kanker serviks. Sayangnya, tumor kankernya telah sangat membesar dan sangat sulit untuk diangkat melalui pembedahan, oleh karena itu ia harus menjalani kemoterapi dan radioterapi.
Namun karena pengobatannya terlambat, kankernya telah menyebar ke paru-paru dan aliran darah. Kondisinya semakin memburuk dan akhirnya ia menghembuskan napas terakhirnya pada Mei 2019 lalu.
"Sebagai keluarganya, aku hanya ingin berterima kasih kepada orang-orang yang telah membantu berdonasi untuk Josey. Dia adalah wanita yang sangat baik, lucu dan menyenangkan. Josey sangat luar biasa, cantik dan bersinar. Ibu dua anak yang sangat dicintai, anak perempuan, cucu perempuan, dan keponakan yang akan sangat dirindukan," kata bibinya, Dionne Wellington.











































