"Masih. Makanya pas keluar dia takut makai lagi," ujar Asgar Sjarfi saat ditemui di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, seperti dikutip dari detikHOT.
Kepada detikHealth, dr Hari Nugroho peneliti dari Institute of Mental Health Addiction and Neurosience (IMAN) menuturkan tantangan orang yang mengalami gangguan penggunaan zat memang lebih kepada menjaga pemulihannya, oleh karena itu dalam proses rehabilitasi diajarkan pencegahan kekambuhan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan dr Hari, sabu sendiri sebenarnya berisikan methamphetamine. Pada orang yang mengalami kecanduan, bisa juga mengalami gejala putus zat.
"Meskipun gejala putus zatnya lebih banyak bersifat psikis, seperti jadi agitatif gampang marah, gangguan tidur dll," lanjutnya.
Gejala putus zat akan muncul ketika orang tersebut mengurangi atau menghentikan pemakaiannya. Gejala tersebut bisa muncul segera dan kebanyakan hilang dalam 1-2 minggu. Akan tetapi ada juga yang disebut juga 'protacted withdrawal' alias keterlambatan gejala yang timbul usai berhenti memakai narkoba.
"Bisa muncul satu bulan kemudian, atau dua tiga bulan bahkan dari literatur mencatat ada yang muncul sampai 6 bulan kemudian. Methamphetamine itu salah satu yang highly addictive," tutur dr Hari.
"Tapi yang begitu (muncul efeknya 6 bulan kemudian -- red) jarang, umumnya sebulan sudah oke kok," tutupnya.











































