Wabah ini menyebabkan protes warga Bihar di India Timur, yang mengklaim bahwa pemerintah mengabaikan masalah ini hingga memakan 100 korban. Salah seorang ibu yang memiliki anak pengidap encephalitis berusia 4 tahun mengaku tak mendapatkan penanganan yang tepat di rumah sakit.
Di India pada tiap musim hujan, ribuan warga tercatat terkena encephalitis, malaria, typhus dan penyakit yang ditularkan nyamuk lainnya tiap tahun. Biasanya anak berusia di bawah 15 tahun yang menjadi paling rentan, menurut situs Associated Press.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sindrom encephalitis akut ini sudah sering terjadi di Bihar dan pemerintah tidak mengambil langkah apapun. Lalu siapa yang tersiksa? Anak-anak orang miskin," kata Mariam Dhawale, wakil dari All India Democratic Women's Association, dikutip dari BBC.
Di luar jumlah angka kematian yang tinggi, petugas kesehatan mengatakan bahwa angka mortalitas anak karena encephalitis telah menurun dari 34 persen menuju 26,5 persen sejak tahun lalu. Para dokter juga menyimpulkan bahwa penyakit terkait bisa menjadi penyebab kematian, karena ada sejumlah besar anak yang meninggal akibat hipoglikemia.
"Sulit dikatakan apakah anak-anak tersebut meninggal akibat encephalitis karena bisa jadi ada sejumlah alasan di baliknya. Bisa juga karena kekurangan nutrisi, tidak cukup kadar gula darah (hipoglikemia) dan ketidak seimbangan hormon atau elektrolit," tandas Dr Mala Kaneria.











































