Aaron Wan-Bissaka Resmi ke MU, Ini Tahapan Tes Medis Pemain Bola

Aaron Wan-Bissaka Resmi ke MU, Ini Tahapan Tes Medis Pemain Bola

Rosmha Widiyani - detikHealth
Senin, 01 Jul 2019 16:30 WIB
Aaron Wan-Bissaka menjadi rekrutan baru Manchester United. (Foto: Steve Bardens/Getty Images)
Jakarta - Aaron Wan-Bissaka menjadi rekrutan baru Manchester United (MU) dan masuk ke jajaran bek termahal di dunia. Sama seperti rekrutan yang lain, pemain berkebangsaan Inggris tersebut harus melalui medical test sebelum resmi bergabung dengan MU.

Sempat dipandang sebelah mata, kini tes kesehatan menjadi poin yang ikut menentukan keberhasilan tranfer pemain. Pengalaman Ruud van Nistelroy yang sempat gagal dalam tes kesehatan menegaskan pentingnya tahap ini dalam karir pemain bola. Dikutip dari PhysioRoom, ada beberapa tahap yang harus dilalui dalam medical test.


Pemeriksaan tahap pertama dilakukan dokter klub, yang menilai kesehatan pemain berdasarkan sejarah penyakit dan cedera. Untuk pemain asing, sebaiknya disertai kehadiran penerjemah atau agen yang mewakili.

Dokter akan menilai penyakit parah yang sempat menimpa pemain, serta kemungkinan sempat mengalami operasi. Sebagai tambahan, dokter juga akan menilai riwayat kesehatan keluarga pemain untuk mengetahui kemungkinan adanya kondisi keturunan.

Pada tahap ini, dokter juga akan memeriksa cedera yang sempat dialami calon pemain. Cedera ini biasanya dicatat dalam file kesehatan pemain dan bisa diakses saat menjajaki kemungkinan transfer. Rekam jejak ini memberi gambaran seberapa sering pemain tidak ikut latihan, tanding, dan risiko cedera kembali kambuh.

Pemeriksaan tahap kedua adalah uji fisik atau physical examination pada semua sendi dan otot. Pemeriksaan dilakukan dokter dan fisioterapis yang menilai kisaran pergerakan tiap sendi, yang dibandingkan dengan ukuran normal. Beberapa klub menggunakan alat isokinetic untuk mengetahui kekuatan otot. Pada tahap ini klub bisa mengetahui kekuatan calon pemain sebenarnya.


Tahap selanjutnya adalah pemeriksaan yang bersifat rutin misal tinggi dan berat badan, lemak tubuh, kapasitas paru-paru, detak jantung, dan tekanan darah. Pemeriksaan mata, pendengaran, dan gigi juga dilakukan bersamaan dengan Electrokardiogram (EKG) and Echokardiogram (Echo) untuk mengetahui kesehatan jantung.

Pemeriksaan yang bersifat objektif dan subjektif ini menjadi dasar bagi dokter untuk membuat diagnosa jika perlu. Misal, perlunya pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) bagi pemain yang pernah mengalami operasi lutut untuk mengetahui kondisi cederanya sekarang. Atau cek darah pada pemain yang sempat mengeluh tidak enak badan.

Jika kondisinya makin serius, klub bisa merujuk pada dokter lain untuk menilai kesehatan pemain. Dokter ini bisa memperkirakan kondisi kesehatan pemain dan memberi masukan terkait kemungkinan transfer. Tahap ini biasanya perlu waktu 3 hari karena pemain akan melalui serangkaian tes yang ditentukan dokter. Setelah semuanya beres, klub bisa menentukan apakah pemain tersebut layak transfer atau tidak.




(fds/fds)