Video tersebut menggambarkan seseorang yang disebut mengalami serangan jantung. Orang tersebut tengah berada di ruangan mirip bioskop. Seorang pria mengenakan jas memberinya 'pertolongan pertama' dengan menepuk-nepuk lengannya.
Narasi yang menyertai video tersebut menyebut bahwa pria berjas tersebut adalah seorang sinshe. Ia disebut sedang menepuk 3 titik di lengan yang konon berhubungan langsung dengan jantung, guna memperlancar aliran darah yang tersumbat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika benar serangan jantung maka ditepuk seperti apapun tidak akan menolong apa-apa. Soal tiga titik yang berhubungan dengan serangan jantung, sebenernya ya seluruh pembuluh darah kita di tangan atau kaki kiri dan kanan juga berhubungan sama jantung," kata dr Vito.
Lalu apa yang sebaiknya dilakukan ketika berhadapan dengan seseorang yang mengalami serangan jantung? Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) dalam pernyataan resminya menegaskan, "Tidak benar menepuk siku dan lengan dapat mencegah dan mengatasi serangan jantung."
PERKI menyebut, serangan jantung terjadi karena sumbatan pembuluh darah yang mendadak ke arah jantung. Gejalanya antara lain nyeri dada kiri, mial, keringat dingin, kadang disertai sesak mendadak, bahkan pingsan.
Versi lain video menepuk-nepuk lengan untuk mengatasi serangan jantung yang ternyata juga HOAX. Foto: detikHealth |
Pertolongan pertama yang paling dianjurkan adalah membawanya ke rumah sakit terdekat sesegera mungkin. Kalaupun ingin memberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD) maka bisa dilakukan dengan pijat jantung, yakni kedua tangan saling bertumpu di tengah-tengah dada pasien, sembari menunggu bantuan medis datang.
Dalam kasus serangan jantung, waktu sangat berharga. Membuang-buang waktu untuk mencoba tips-tips yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya justru bisa membahayakan nyawa pasien. Jadi, bijak-bijaklah memilah info dan jangan malah menyebar hoax!
(up/up)












































Versi lain video menepuk-nepuk lengan untuk mengatasi serangan jantung yang ternyata juga HOAX. Foto: detikHealth