"Marah yang terlalu hebat dan terus menerus berulang jelas akan sangat mengganggu. Lakukan 'anger management' (manajemen marah) untuk dapat mengontrol marah agar tidak terjadi hal yang merugikan," saran dr Lahargo Kembaren, SpKJ dari RS Siloam Bogor, dalam pesannya kepada wartawan, Jumat (26/7/2019).
Menurut dr Lahargo, ada banyak sekali penyebab orang bisa marah. Di antaranya karena kecewa, malu, sedih, frustrasi, atau tidak dihargai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
- Kortisol
- Adrenalin
- Noradrenalin.
Baca juga: Polisi Tembak Mati Polisi di Depok |
Dijelaskan oleh dr Lahargo, peningkatan hormon stres Kortisol menyebabkan banyak sel saraf mati terutama di bagian berikut:
1. Prefrontal cortex (PFC)
Bagian ini penting dalam membuat suatu keputusan yang baik dan perencanaan tindakan. Gangguan di area ini menyebabkan orang marah sering membuat keputusan buruk yang kemudian disesali.
2. Hipokampus
Bagian ini mengatur memori. Gangguan di area ini menyebabkan orang marah tidak ingat apa yang diucapkan dan dilakukan.
Peningkatan hormon stres juga mengurangi hormon lain yang disebut serotonin. Hormon yang terakhir disebut adalah hormon bahagia, sehingga orang marah akan berujung pada perilaku agresif dan tak jarang memicu depresi.
)* Catatan: Judul mengalami pemutakhiran terkait kesalahan penyebutan lokasi. Terima kasih.
(up/fds)











































