Masyarakat pun harus waspada pada hewan-hewan yang akan dikurbankan. Kepala Tim Peneliti Penyembelihan Halal Science Center (HSC) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) Drh Supratikno, MSi, PAVet membeberkan beberapa ciri yang dapat terlihat pada hewan yang terinfeksi antraks.
"Demam tinggi, tremor, jalan sempoyongan, kondisi lemah, ambruk. Dyspneu atau sulit benapas. Hewan segera kolaps dan kematian setelah konvulsi atau kejang-kejang," ujarnya kepada detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan hewan yang terinfeksi antraks bisa mengalami kematian mendadak. Ciri-ciri yang harus diwaspadai setelah kematian mendadak itu adalah hewan biasanya mengeluarkan darah dari hidung, mulut, anus, dan vulva.
"Jika ada tanda tanda seperti itu maka segera lapor ke dinas, jika sudah mati harus dikubur ditempat hewan itu mati, tidak boleh dipindahkan ke tempat lain. Karena dikhawatirkan akan mencemari lingkungan," lanjut Supraptikno.
Hewan yang terinfeksi antraks tidak boleh disembelih, bangkainya pun tidak boleh dibuka karena bakteri yang ada dapat membentuk spora yang tahan panas dan disinfektan serta bisa hidup bertahun-tahun di lingkungan.
Supratikno juga menyebutkan, ciri-ciri daging yang terinfeksi antraks biasanya berwarna hitam, organ dalam hewan tersebut terutama limpa berwarna hitam dan cukup rapuh.
(up/up)











































