Soal pemberian jamu, drh Sugeng Dwi Hastono, dokter hewan dan praktisi sapi ini tidak bisa menyebut salah atau benar. Namun ia lebih menyoroti pemberian telur yang merupakan protein hewani kepada sapi yang sejatinya adalah pemakan tanaman atau hebivora.
"Sebenarnya ada banyak ransum yang bisa disusun untuk memperbaiki nutrisi pakan sapi diharapkan pertumbuhannya per harinya lebih dari setengah kilo misalnya. Daily Gain-nya bisa tinggi tanpa menggunakan yang seperti itu (jamu olahan)," tutur dokter yang berpraktek di Amanah Veterinary Service Lampung ini kepada detikHealth, Jumat (9/8/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah ada dampak atau efek samping pada sapi yang diberikan asupan di luar yang semestinya? Ia mengatakan sama saja seperti manusia yang mengonsumsi makanan yang gak lazim. Selama tubuh masih bisa beradaptasi maka tidak akan ada masalah, akan tetapi perlu diperhatikan ambangnya atau batasannya
"Mending telurnya didadar yang makan peternaknya. Kambing, sapi, kerbau, domba itu adalah hewan memamah biak atau ruminan. Jadi ya mestinya disesuaikan dengan kebutuhannya. Kebutuhan protein sapi itu dipenuhi dari tanaman, tinggal dipilih saja tanaman mana yang proteinnya tinggi. Sederhananya begitu," katanya lagi.
Tak hanya dimandikan dan diberi jamu olahan sebanyak dua kali, sapi jenis Simental berusia 4 tahun ini juga diberi pakan tambahan seperti dedak, ampas tahu, lalu ampas singkong, serta tambahan ubi kayu yang telah dihaluskan dengan dicampur sedikit garam. Tentu tak lupa rumput, Indra menyebutkan perlakuan istimewa ini dilakukan untuk menjaga bobot dan kualitas sapi.
(frp/up)











































