Operasi jantung pertama tersebut dilakukan pada pasien anak yang bernama Amir Hani. Kala itu, usianya baru beranjak 7 tahun ketika terdiagnosa Ventrikel Septa Defect atau kelainan dinding pemisah ruangan pada jantung.
"Pertama kali dilakukan pada 25 September 1985 oleh dr Tarmizi Hakim bersama tim. Pasien ini sekarang masih hidup," tutur Kepala Sub Bagian Humas RS Jantung Harapan Kita, Rusman Basir, kepada detikHealth, Selasa (13/8/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasien operasi jantung pertama dan keluarga Foto: dok. Humas RSJPD Harapan Kita |
"Jaman dulu kan diagnosanya tidak se-advance sekarang untuk mengetahui apakah dia sakitnya di mana. Yang pasti sih awalnya dadanya menonjol dan bentuknya aneh. Makanya diagnosa dikira VSD. Karena penyakit jantung itu luas apakah di katup, dinding, kebocoran, jenisnya ada banyak," tambahnya.
Operasi pada Amir dilakukan karena saat itu terdapat kelainan bentuk pada dadanya. Pemeriksaan awal memang menunjukkan bahwa ia mengidap penyakit jantung bawaan. "Jadi dari kecil dia sudah mengalami sakit jantung," sebut staff Humas RS Jantung Harapan Kita, Mariana Hutapea.
Bungsu dari pasangan H Amsyor dan Ny Ramlah saat ini telah sehat dan menjadi saksi operasi pembedahan jantung pertama di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Tonjolan di dadanya telah hilang dan bentuk dadanya sudah kembali normal.
Amir Hani saat ini Foto: dok. Humas RSJPD Harapan Kita |
Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan bawaan yang paling sering terjadi dengan prevalensi 1 per 100 kelahiran. Saat ini, RSPJD Harapan Kita telah memiliki fasilitas ekokardiografi yang dapat memberikan gambaran dalam menentukan kelaian morfologi pada jantung untuk anak.
"Dan satu lagi, di RS Harapan Kita sudah ada fetal echo. Jadi ketika ibunya hamil dan punya masalah jantung, dia bisa periksa ke dokter dengan fetal echo untuk melihat kelihatan jantung bayinya apakah ada kelainan atau tidak," jelas Ragil Rachmawati yang juga staff humas di rumah sakit tersebut.
Pada tahun 1985, pasien yang mengalami kelainan jantung harus melakukan operasi jantung terbuka untuk menutup lubang yang ada. Beruntung saat ini telah ada alat yang disebut ampletzer yang digunakan untuk menutup lubang tanpa harus membuka rongga dada.
Hingga kini RS harapan Kita telah memiliki sejumlah prosedur canggih seperti pemasangan pacu jantung tanpa kabel (Leadless Pacemaker), penggantian katup jantung tanpa pembedahan (TAVI/TAVR), repair katup jantung tanpa bedah (MitraClip), operasi bedah pintas koroner dengan sayatan minimal (MICS procedure), koreksi robekan atau aneurisma aorta secara endovaskular (TEVAR/EVAR), serta pencegahan stroke menggunakan occluder. Saat ini RS Harapan Kita menjadi perintis di Indonesia dalam kegiatan operasi jantung tersebut dan melakukan pembinaan ke seluruh RS Jejaring Nasional milik pemerintah lainnya.
(kna/up)












































Pasien operasi jantung pertama dan keluarga Foto: dok. Humas RSJPD Harapan Kita
Amir Hani saat ini Foto: dok. Humas RSJPD Harapan Kita