Fat, demikian dia biasa disapa, tidak lagi merasa sering pusing sehingga tak lagi 'ketergantungan' obat sakit kepala. Fat juga mengalami kenaikan berat badan menjadi 53,2 kilogram sehingga tampak lebih sehat dan segar.
"Lama terapi tergantung kecepatan lintah nyedot darah kotor. Bisa 30 menit sampai satu jam. Lintahnya ditempel di tempat yang banyak darah kotor sesuai," kata Fat yang kini tinggal di daerah Jakarta Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fat berencana kembali melakukan terapi lintah namun belum menemukan waktu yang tepat. Manfaat terapi lintah memang masih terasa, namun lebih baik jika terapi diulang untuk menjaga manfaatnya.
Dikutip dari Healthline, terapi lintah ternyata telah ada sejak zaman Mesir kuno. Lintah memproduksi senyawa peptida dan protein lain yang bisa mencegah terjadinya gumpalan darah. Senyawa ini disebut juga antikoagulan yang mampu menjaga aliran darah tetap lancar.
(up/up)











































