Uniknya saat tumornya diangkat meninggalkan bekas luka petir seperti tokoh fiksi Harry Potter. Erica mengaku ia sempat menghentikan kebiasaannya menggunakan tanning bed saat menginjak usia 30 tahun dan menggantinya dengan pergi ke salon untuk tanning dua kali seminggu.
"Aku melihat keriput mulai muncul di wajah dan juga bintik. Aku sadar aku harus mulai memerhatikan kulitku dan menggunakan tabir surya ber-SPF tinggi di wajah untuk menunda proses penuaan mulai sekarang," katanya, dikutip dari Fox News.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memeriksakan ke dokter yang mengatakan bengkak tersebut bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Namun Erica semakin tak nyaman dan memutuskan ke dokter kulit pada Oktober 2018.
Di awal tahun 2019 ini hasil biopsi menunjukkan bahwa Erica mengidap basal cell carcinoma, salah satu jenis kanker kulit. Diagnosis ini mengagetkannya, namun sangat melegakan saat mengetahui kanker ini belum menyebar ke manapun.
Sel kulit menjadi rusak saat terpapar sinar ultraviolet (UV), yang dipancarkan baik matahari maupun kasur tanning. Faktanya menurut Skin Cancer Foundation, mereka yang menggunakan kasur tanning sebelum usia 35 tahun meningkatkan risiko terkena kanker kulit melanoma sebanyak 75 persen.
Usai operasi pengangkatan, Erica cukup terpukul melihat bekas luka yang kini ada di dahinya. Ia juga sempat merasa terpuruk, ia harus merasakan nyeri dan sakit di seluruh kepalanya karena adanya kerusakan saraf dan proses pemulihan.
"Melihat kerusakan akibat kanker kulit padaku dan tahu bahwa itu disebabkan penggunaan jangka panjang kasur tanning dan berjemur sangat membuat aku parah hati. Kini yang tersisa adalah peringatan permanen soal penggunaan kasur tanning dan lupa memakai tabir surya," tandasnya.
(frp/up)











































