"Terus dipegang, tetapi bukan megang kepalanya, lehernyalah (yang dipegang). Saat dipegang, tangan kirinya ini dipatuk," kata Kanit Reskrim Polsek Kelapa Dua AKP Mukmin.
Usai digigit ular, Iskandar mengisap darah dari jari telunjuknya. Ia lalu kembali mengobrol bahkan sempat bermain-main dengan ular.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kurang lebih setengah jam kemudian Iskandar mengeluh lemas, pusing, sesak napas, hingga akhirnya pingsan. Ia dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan serum antitoksin namun nyawanya tidak tertolong.
Berkaca dari kasus ini dr Wisnu Pramudito D. Pusponegoro, SpB, dari Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) menjelaskan kalau mengisap luka bukan cara yang tepat untuk mengeluarkan bisa ular. Hal tersebut hanya mitos yang mungkin malah memperparah kondisi.
"Mitosnya luka itu disedot, itu malah enggak boleh karena enggak yakin apakah mulutnya bersih tidak ada luka. Kalau disedot kemudian ada luka kaya gigi bolong atau sariawan otomatis bisanya masuk lewat mulut," kata dr Wisnu saat dihubungi detikHealth, Jumat (23/8/2019).
"Bisa yang masuk lewat mulut pembuluh darah kapilernya lebih banyak jadi malah lebih cepat nyebar ke daerah sentral," pungkasnya.
Menurut dr Wisnu yang seharusnya dilakukan ketika digigit ular berbisa adalah istirahatkan area gigitan jangan banyak bergerak. Setelah itu segera ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan antitoksin.
(fds/up)











































