5 Fakta Seks Oral, Variasi Seks yang Sanksinya Diatur RUU KUHP

5 Fakta Seks Oral, Variasi Seks yang Sanksinya Diatur RUU KUHP

Frieda Isyana Putri - detikHealth
Kamis, 29 Agu 2019 10:25 WIB
5 Fakta Seks Oral, Variasi Seks yang Sanksinya Diatur RUU KUHP
Ilustrasi seks oral. Foto: iStock
Jakarta - Tak lama lagi RUU KUHP akan disahkan oleh DPR. Ada salah satu pasal yang memuat bab Kekerasan Seksual, di antaranya tentang perluasan makna perkosaan, yaitu seks oral dan seks anal termasuk dalam definisi perkosaan.

Berdasarkan draf RUU KUHP terakhir yang didapat detikcom, Kamis (29/8/2019), Bab Ketiga adalah bab Perkosaan. Pemerkosaan diartikan sebagai:

Setiap orang yang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang bersetubuh dengannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Definisi perkosaan dalam RUU KUHP akhirnya mengalami pergeseran, yaitu bisa dilakukan oleh suami ke istrinya/perkosaan dalam rumah tangga.


"Dipidana karena melakukan perkosaan, dengan pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun," demikian ancaman ke pemerkosa dalam RUU KUHP, dikutip dari detikcom.

Seks oral adalah salah satu praktik seks yang menggunakan mulut untuk mestimulasi alat kelamin baik pria maupun wanita. Meski begitu praktik ini dianggap tidak lazim oleh sebagian besar orang.

Dirangkum oleh detikHealth dari berbagai sumber, berikut 5 fakta tentang seks oral:

Bisa meningkatkan risiko penyakit

Foto: ilustrasi/thinkstock
Banyak ahli yang menyebut bahwa seks oral bukanlah praktik yang aman karena bisa menularkan virus dan bakteri ke dalam tubuh. Oleh karena itu disarankan menggunakan pengaman saat melakukannya seperti mengenakan kondom.

"Apalagi jika orang tersebut berisiko tinggi tertular penyakit menular seksual. (Bisa tertular) semua infeksi, seperti chlamydia, gonorrhea," kata seksolog Prof dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS dari Universitas Udayana beberapa waktu lalu.

Serangkaian penyakit yang bisa timbul antara lain kanker tenggorokan, HIV, HPV, Herpes, gonorrhea, chlamydia, dan hepatitis B. Oleh karena itu dr Wimpie menyarankan untuk memastikan pasangan berada dalam keadaan sehat.

Bisa membantu orgasme wanita

Foto: thinkstock
Seks oral bisa menjadi salah satu variasi dalam bercinta. Pengamat kesehatan seksual pun mengatakan seks oral aman saja asal dilakukan secara higienis. Pada wanita, seks oral dianggap lebih bisa membuatnya orgasme daripada penetrasi penis.

Pada sebuah studi ditemukan bahwa kemungkinan seorang wanita mencapai orgasme saat melakukan seks oral bisa mencapai 48 persen, di mana jika melakukan hubungan intim hanya 24 persennya saja.

Bisa berbahaya untuk gigi

Foto: thinkstock
Rambut kelamin dan alat kelamin yang sedikit lembab menjadi tempat berkembang biaknya bakteria. Meskipun pasanganmu atau kamu rajin mandi ataupun menggunakan kondom saat seks oral, tidak bisa mencegahmu dari 'mentransfer' jutaan bakteri ke mulut.

Ada sekitar 1000-100 ribu bakteri yang hidup di setiap gigi jika kesehatan gigi dan mulutmu sangat baik. Oleh karena itu dianjurkan jika kamu juga sering melakukan seks oral, lebih rutinkan menjaga kesehatan gigi dan mulut seperti menggosok gigi dua kali sehari dan/atau menggunakan mouthwash.

Lebih disukai pria

Foto: ilustrasi/thinkstock
Seks oral sama-sama membantu mencapai kepuasan baik pada wanita maupun pria dan juga baik diberikan maupun menerima. Namun menurut situs Health Line, pria lebih mungkin mengatakan bahwa memberikan seks oral lebih memuaskan daripada menerima seks oral.

Butuh komunikasi yang baik

Foto: iStock
Soal seks oral, dr Wimpie menyebut suami dan istri sama saja, meski memang banyak kasus di mana wanita menjadi korban akibat menolak suami yang mengajak seks oral. Maka dari itu komunikasi berperan penting.

Bagi istri yang menolak meski suami sedang menginginkan, bisa diberi ajaran dan contoh sampai istri mengerti dan mau melakukan karena dia juga menyenangi. Jadi, kata dr Wimpie, suami juga harus mau melakukan agar istri juga menikmati, tidak hanya satu pihak saja.

"Intinya kalau terjadi kekerasan pasti layak diproses hukum," pungkasnya.

Halaman 2 dari 6
Banyak ahli yang menyebut bahwa seks oral bukanlah praktik yang aman karena bisa menularkan virus dan bakteri ke dalam tubuh. Oleh karena itu disarankan menggunakan pengaman saat melakukannya seperti mengenakan kondom.

"Apalagi jika orang tersebut berisiko tinggi tertular penyakit menular seksual. (Bisa tertular) semua infeksi, seperti chlamydia, gonorrhea," kata seksolog Prof dr Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS dari Universitas Udayana beberapa waktu lalu.

Serangkaian penyakit yang bisa timbul antara lain kanker tenggorokan, HIV, HPV, Herpes, gonorrhea, chlamydia, dan hepatitis B. Oleh karena itu dr Wimpie menyarankan untuk memastikan pasangan berada dalam keadaan sehat.

Seks oral bisa menjadi salah satu variasi dalam bercinta. Pengamat kesehatan seksual pun mengatakan seks oral aman saja asal dilakukan secara higienis. Pada wanita, seks oral dianggap lebih bisa membuatnya orgasme daripada penetrasi penis.

Pada sebuah studi ditemukan bahwa kemungkinan seorang wanita mencapai orgasme saat melakukan seks oral bisa mencapai 48 persen, di mana jika melakukan hubungan intim hanya 24 persennya saja.

Rambut kelamin dan alat kelamin yang sedikit lembab menjadi tempat berkembang biaknya bakteria. Meskipun pasanganmu atau kamu rajin mandi ataupun menggunakan kondom saat seks oral, tidak bisa mencegahmu dari 'mentransfer' jutaan bakteri ke mulut.

Ada sekitar 1000-100 ribu bakteri yang hidup di setiap gigi jika kesehatan gigi dan mulutmu sangat baik. Oleh karena itu dianjurkan jika kamu juga sering melakukan seks oral, lebih rutinkan menjaga kesehatan gigi dan mulut seperti menggosok gigi dua kali sehari dan/atau menggunakan mouthwash.

Seks oral sama-sama membantu mencapai kepuasan baik pada wanita maupun pria dan juga baik diberikan maupun menerima. Namun menurut situs Health Line, pria lebih mungkin mengatakan bahwa memberikan seks oral lebih memuaskan daripada menerima seks oral.

Soal seks oral, dr Wimpie menyebut suami dan istri sama saja, meski memang banyak kasus di mana wanita menjadi korban akibat menolak suami yang mengajak seks oral. Maka dari itu komunikasi berperan penting.

Bagi istri yang menolak meski suami sedang menginginkan, bisa diberi ajaran dan contoh sampai istri mengerti dan mau melakukan karena dia juga menyenangi. Jadi, kata dr Wimpie, suami juga harus mau melakukan agar istri juga menikmati, tidak hanya satu pihak saja.

"Intinya kalau terjadi kekerasan pasti layak diproses hukum," pungkasnya.

(up/up)

Berita Terkait