Dikait-kaitkan dengan Kasus Ibu Bunuh Bayi, Ini 5 Fakta Penting Baby Blues

Dikait-kaitkan dengan Kasus Ibu Bunuh Bayi, Ini 5 Fakta Penting Baby Blues

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Senin, 02 Sep 2019 12:55 WIB
Dikait-kaitkan dengan Kasus Ibu Bunuh Bayi, Ini 5 Fakta Penting Baby Blues
Ilustrasi Baby Blues. Foto: iStock
Jakarta - Seorang ibu di Bandung Jawa Barat membunuh anak kandungnya yang baru berusia 3 bulan. Spekulasi bermunculan, termasuk kaitannya dengan baby blues syndrome, yakni sindrom yang kerap dialami ibu sehabis melahirkan.

Menurut para pakar, baby blues syndrome bisa terjadi pada ibu yang baru melahirkan. Gejala utamanya, muncul perasaan sedih, hilang nafsu makan dan sulit sekali tidur. Namun, sindrom ini dapat hilang dengan sendirinya, setelah 2 minggu.

Sindrom ini tidak memerlukan penanganan medis untuk mengatasinya. Dikutip dari marchofdimes.org, dengan ketenangan pikiran dan hati yang cukup, sudah bisa membuat ibu bisa kembali berinteraksi dengan bayinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut 5 fakta penting tentang baby blues syndrome.



Berbeda dengan depresi pasca melahirkan (postpartum depression)

Foto: iStock
Sindrom baby blues memang berbeda dengan postpartum depression. Baby blues dapat menghilang dengan sendirinya dalam kurun waktu satu hingga dua minggu pasca melahirkan. Selain itu, sindrom baby blues tidak memerlukan perawatan medis untuk mengatasinya. baby blues masih tergolong normal karena ibu merasa kaget, cemas, dan khawatir untuk mengurus bayi yang baru lahir. Sedangkan postpartum depression atau depresi pasca melahirkan, bisa bertahan sampai lebih dari dua minggu. Ibu akan merasa sedih yang berlebihan, cemas yang sangat mendalam, dan bisa berkepanjangan. Jika perasaan sedih setelah melahirkan berkelanjutan, harus segera berkonsultasi dengan pihak medis.

Penyebab utama sindrom baby blues

Foto: iStock
Sindrom baby blues disebabkan karena kelelahan akibat pelaksanaan kelahiran bayi. Hormon yang menurun akibat melahirkan dan keluarnya ASI juga menjadi salah satu penyebab utamanya. Namun, ini bisa menghilang dengan sendirinya, biasanya dalam kurun waktu 2 minggu.

Dampak akibat baby blues syndrome

Foto: istock
Sindrom baby blues dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari. Pakar mengatakan, dampaknya akan sangat terasa oleh suami. Dr dr Carla R. Marchira, SpKJ(K), psikiater dari RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, mengatakan bila suami mendapati istri sering mengeluh, misal sudah tidak tertawa atau tidak menemukan sesuatu yang lucu dari suatu hal, maka suami perlu waspada. Salah satu yang menjadi kekhawatiran dr Carla adalah penyalahgunaan obat-obatan karena stres mengurus istri serta adanya hubungan ekstramarital.

"Karena istri kurang memperhatikan penampilan (selama baby blues), timbul keinginan untuk mencari wanita idaman lain. Atau suami jadi terisolir dari keluarga, padahal keluarga tidak mengetahui kalau ada problem, 'gimana sih bayinya jerit-jerit kok diam saja, (sehingga muncul penilaian) kamu salah pilih istri!'. Pekerjaan suami pun jadi terbengkalai karena ia bingung harus bagaimana mengambil sikap," paparnya.

Pencegahan baby blues

Foto: iStock
Sindrom baby blues bisa dicegah dengan mengikuti grup psikoterapi seperti pada kelompok senam hamil. Cara ini dapat mengurangi risiko depresi pada ibu sampai 3 bulan pasca lahiran.

Cara kedua adalah terapi musik. Walaupun dr Carla membebaskan orang tua memilih genre musik yang disukai namun ia menyarankan agar ibu memilih musik yang lembut, karena berdasarkan penelitian, musik yang keras seperti rock dikhawatirkan dapat mempengaruhi jantung bayi. Pemenuhan nutrisi dan olahraga sebelum melahirkan juga dapat mengurangi munculnya baby blues.

Penanganan baby blues

Foto: Nurvita Indarini
Baby blues biasanya hilang sendiri tanpa perawatan. Namun, tidur juga dapat menangani sindrom ini. Dengan tidur, kondisi pikiran akan lebih tenang dan lebih siap untuk mengurus bayi. Selain itu, ibu bisa meluangkan waktu untuk dirinya sendiri agar lebih tenang. Ibu bisa meminta bantuan keluarga untuk memberikan sedikit waktu untuk menyendiri dan menenangkan pikiran. Jangan menggunakan obat-obatan untuk mengatasinya, karena itu akan membuat perasaan si ibu menjadi lebih buruk dan akan lebih sulit untuk merawat bayi.

Halaman 2 dari 6
Sindrom baby blues memang berbeda dengan postpartum depression. Baby blues dapat menghilang dengan sendirinya dalam kurun waktu satu hingga dua minggu pasca melahirkan. Selain itu, sindrom baby blues tidak memerlukan perawatan medis untuk mengatasinya. baby blues masih tergolong normal karena ibu merasa kaget, cemas, dan khawatir untuk mengurus bayi yang baru lahir. Sedangkan postpartum depression atau depresi pasca melahirkan, bisa bertahan sampai lebih dari dua minggu. Ibu akan merasa sedih yang berlebihan, cemas yang sangat mendalam, dan bisa berkepanjangan. Jika perasaan sedih setelah melahirkan berkelanjutan, harus segera berkonsultasi dengan pihak medis.

Sindrom baby blues disebabkan karena kelelahan akibat pelaksanaan kelahiran bayi. Hormon yang menurun akibat melahirkan dan keluarnya ASI juga menjadi salah satu penyebab utamanya. Namun, ini bisa menghilang dengan sendirinya, biasanya dalam kurun waktu 2 minggu.

Sindrom baby blues dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari. Pakar mengatakan, dampaknya akan sangat terasa oleh suami. Dr dr Carla R. Marchira, SpKJ(K), psikiater dari RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, mengatakan bila suami mendapati istri sering mengeluh, misal sudah tidak tertawa atau tidak menemukan sesuatu yang lucu dari suatu hal, maka suami perlu waspada. Salah satu yang menjadi kekhawatiran dr Carla adalah penyalahgunaan obat-obatan karena stres mengurus istri serta adanya hubungan ekstramarital.

"Karena istri kurang memperhatikan penampilan (selama baby blues), timbul keinginan untuk mencari wanita idaman lain. Atau suami jadi terisolir dari keluarga, padahal keluarga tidak mengetahui kalau ada problem, 'gimana sih bayinya jerit-jerit kok diam saja, (sehingga muncul penilaian) kamu salah pilih istri!'. Pekerjaan suami pun jadi terbengkalai karena ia bingung harus bagaimana mengambil sikap," paparnya.

Sindrom baby blues bisa dicegah dengan mengikuti grup psikoterapi seperti pada kelompok senam hamil. Cara ini dapat mengurangi risiko depresi pada ibu sampai 3 bulan pasca lahiran.

Cara kedua adalah terapi musik. Walaupun dr Carla membebaskan orang tua memilih genre musik yang disukai namun ia menyarankan agar ibu memilih musik yang lembut, karena berdasarkan penelitian, musik yang keras seperti rock dikhawatirkan dapat mempengaruhi jantung bayi. Pemenuhan nutrisi dan olahraga sebelum melahirkan juga dapat mengurangi munculnya baby blues.

Baby blues biasanya hilang sendiri tanpa perawatan. Namun, tidur juga dapat menangani sindrom ini. Dengan tidur, kondisi pikiran akan lebih tenang dan lebih siap untuk mengurus bayi. Selain itu, ibu bisa meluangkan waktu untuk dirinya sendiri agar lebih tenang. Ibu bisa meminta bantuan keluarga untuk memberikan sedikit waktu untuk menyendiri dan menenangkan pikiran. Jangan menggunakan obat-obatan untuk mengatasinya, karena itu akan membuat perasaan si ibu menjadi lebih buruk dan akan lebih sulit untuk merawat bayi.

(up/up)

Berita Terkait