"Seorang gadis bertanya saya soalan ini: 'Doktor, bagaimana saya nak buktikan kepada tunang dan family saya yang saya masih dara. Ada tak medical check-up untuk bagi bukti sebab diorang minta.' First of all, I cannot believe that someone would ask such thing," tulis @DrAmalinaBakri yang dalam keterangan profilnya menyebut ia seorang ahli bedah.
Dikutip dari situs resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tes keperawanan sendiri dikategorikan sebagai bentuk kekerasan. Alasannya karena sering kali praktik tersebut hanya akan membuat seseorang mengalami proses memalukan, sakit, dan traumatis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Netizen menanggapi unggahan @DrAmalinaBakri dengan sebagian mengungkapkan kecemasannya pada nasib gadis dalam cerita. Ada juga sebagian bertanya bagaimana agar pria dalam cerita turut membuktikan keperjakaannya agar adil.
"And ramai perempuan bujang yg takut utk buat pap smear because of this. Kurangnya kesedaran tentang pemeriksaan serviks," komentar pengguna Twitter yang lain.
(fds/up)











































