"Sehari bisa lima, terkadang tiga jam saja. Bisa main game sampai jam dua atau jam tiga pagi," kata Surya.
Masalah penglihatan ini diceritakan terjadi tiba-tiba sejak akhir Mei 2019. Surya bercerita awalnya mata mendadak merah, sehari berikutnya pandangan kabur, hingga akhirnya sulit melihat sama sekali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalo itu sih kayaknya hoax ya. Maen game gak akan bikin buta sih," kata dr Zeiras pada detikcom, Rabu (11/9/2019).
dr Pinto Pulungan dari Rumah Sakit Mata, Sumatera Eye Center (SMEC), yang menangani Surya menjelaskan lebih jauh kalau kebutaannya disebabkan karena kondisi glaukoma. Penyakit tersebut tidak disebabkan permainan gawai atau alat komputer.
"Untuk pasien Surya ini dia memang murni glaukoma, tapi datang dengan sudah terlambat. Mungkin dia tidak ada keluhan selama ini. Sebenarnya penyakit ini bukannya datang tanpa keluhan, dan tiba-tiba buta, melainkan pasien yang tidak menyadarinya," kata dr Pulungan.
Glaukoma bisa disebabkan peningkatan tekanan pada bola mata sehingga menyebabkan kerusakan saraf. Kondisi degeneratif ini tidak bisa disembuhkan sehingga dokter hanya bisa menjaga fungsi penglihatan yang masih tersisa pada mata pasien.
Menurut dr Pulungan terlalu sering bermain game memang bisa menyebabkan masalah penglihatan tapi bukan glaukoma hingga berujung kebutaan. Masalah penglihatan yang terjadi biasanya keletihan pada mata.
(fds/wdw)











































