Jakarta -
Kebakaran hutan dan lahan (
karhutla) di daerah Kalimantan dan Sumatera memunculkan
kabut asap sangat pekat yang telah berlangsung selama beberapa minggu bahkan beberapa bulan belakangan. Risiko yang timbul akibat menghirup kabut asap adalah infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan puluhan ribu orang harus mendapat perawatan akibat mengidap ISPA. Selain ISPA, terdapat deretan penyakit yang bisa muncul dan menyerang paru-paru karena pajanan kabut asap tanpa henti.
"Banyak penyakit saluran napas yang akan muncul. Dengan adanya paparan kabut asap, dia bisa tercetus. Lalu ada kelompok umur yang berisiko dan sensitif pada asap seperti bayi di bawah umur 5 tahun, orang tua, dan mereka yang memiliki penyakit kronik," tutur seketaris umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, dr Erlang Samoedra, SpP(K), FISR, saat ditemui detikcom, Jumat (20/9/2019).
Kabut asap kebakaran hutan memiliki kandyngan gas, uap, dan partikel-partikel kecil yang sangat membahayakan tubuh, terutama paru-paru. Tak hanya pada kelompok sensitif, dr Erlang menyebut penyakit akibat paparan kabut asap bisa terjadi pada siapa saja.
Berikut deretan penyakit yang berisiko diidap ketika terpapar kabut asap.
Infeksi saluran perapasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang menyerang komponen saluran pernapasan seperti hidung, sinus, faring dan laring. ISPA sebagian besar disebabkan oleh virus dan bakteri yang tersebar melalui udara yang masuk ke hidung.
Beberapa orang yang mudah terturar ISPA antara lain anak-anak, lansia, pengidap gangguan jantung, perokok, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Pneumonia juga termasuk infeksi yang menyerang unit penukar gas paru-paru atau alveoli yang disebabkan banyak hal mulai dari bakteri (Streptococcus pneumoniae), jamur, virus dan organisme mirip bakteri. Pneumonia juga bisa diidap jika seseorang menghirup makanan, minuman, muntahan atau air liur dan masuk ke dalam paru-paru.
Bronkitis adalah peradangan pada saluran bronkial, saluran udara yang membawa oksigen ke paru-paru. Bronkitis akut biasanya disebabkan oleh virus yang juga menyebabkan pilek dan flu. Ini juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri dan paparan zat yang mengiritasi paru-paru seperti asap tembakau, debu, asap, uap, dan polusi udara.
Dikutip dari Asthma and Allergy Foundation, partikel-partikel udara yang ditemukan dalam kabut asap dan debu di udara menghadirkan masalah kualitas udara serius. Penderita asma berisiko lebih besar dari bernafas dalam partikel kecil. Partikel-partikel itu dapat memperburuk asma, baik paparan jangka panjang dan jangka pendek. Paparan ini juga dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penurunan fungsi paru-paru dan lebih banyak serangan asma.
Polusi udara secara serius dapat mempengaruhi pasien jantung. Partikel kecil di udara pada kabut asap dapat terhirup dan masuk jauh ke dalam paru-paru yang meningkatkan risiko komplikasi dan gagal jantung
"Partikel PM 2,5 itu bisa masuk sampai pembuluh darah jadi larut di pembuluh darah yang bisa menimbulkan peradangan secara sistemik. Kalau dia punya penyakit jantung, bisa kena serangan. Di beberapa literatur menunjukkan polusi tinggi juga meningkatkan risiko kematian akibat penyakit jantung," kata dr Erlang.
Tak hanya risiko pada kesehatan paru, paparan kabut asap juga dapat mengiritasi mata. Keadaan udara yang kering, tidak sehat, penuh debu dan asap beterbangan di musim kemarau juga membuat mudah terserang sakit mata.
Terkena asap kadang mengakibatkan mata menjadi merah dan mengeluarkan air. Jika masyarakat mengalami kondisi ini dan tidak bisa diperbaiki dengan obat tetes mata.
Halaman Selanjutnya
Halaman