Studi dari Kyoto Profectural University, Jepang menyatakan hand sanitizer tidak efektif menghadapi virus flu. Organisme tersebut masih hidup, meski telah membersihkan tangan dengan hand sanitizer selama dua menit.
Serangan virus flu yang biasanya dimulai pada bulan Oktober, bisa menjadi serangan serius di beberapa negara. Kasus flu menelan satu korban di California yang terjadi pada anak usia empat tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain vaksin, perlindungan diri juga bisa dilakukan dengan selalu menjaga kebersihan tangan. Dalam riset yang dilakukan di Jepang, cuci tangan dengan air hangat dan sabun antibiotik lebih efektif menghilangkan virus. Cuci tangan hanya perlu dilakukan selama 30 detik.
Riset dilakukan terhadap 11 responden, yang ujung jarinya terpapar lendir dari pasien yang mengalami flu. Responden kemudian menggunakan hand sanitizer selama dua menit untuk menyingkirkan kuman. Hasil lab membuktikan virus flu masih aktif, sehingga responden butuh waktu sekitar empat menit untuk menyingkirkannya.
Menurut periset, kurang efektifnya hand sanitizer berkaitan dengan nilai kekentalan (viskositas) produk. Studi menggunakan virus flu yang terdapat dalam lendir basah, bukan yang sudah mengering. Hand sanitizer biasanya terbuat dari alkohol yang pada beberapa produk ditambah antibiotik.
Senyawa antibiotik lebih efektif membunuh bakteri, bukan virus seperti pada flu. Selain itu, hand sanitizer butuh waktu lebih lama karena lendir basah seperti melindungi virus. Dengan hasil ini, hand sanitizer bukannya tidak bisa menjadi alternatif membersihkan tangan. Hand sanitizer tetap bisa digunakan namun jangan sampai menggantikan fungsi cuci tangan.
(up/up)











































