Dikira Pusing Biasa, Pria Ini Didiagnosis Kanker Otak

Dikira Pusing Biasa, Pria Ini Didiagnosis Kanker Otak

Rosmha Widiyani - detikHealth
Sabtu, 28 Sep 2019 17:14 WIB
Ilustrasi diagnosa kanker otak. Foto: iStock
Jakarta - Ashan Corrick, seorang pria asal Inggris tak menyangka pusing yang dialaminya terdiagnosa sebagai kanker otak. Dikutip dari Mirror, rasa pusing tersebut makin masif hingga Ashan memeriksakan diri ke Southmead Hospital, Bristol. Di rumah sakit itulah Ashan menerima diagnosa kanker otak stadium empat, dengan peluang hidup terbatas.

"Obat parasetamol tak bisa lagi mengatasi pusing yang terus saya rasakan. Efeknya mungkin saya nilai 7 dari 10 karena pusingnya akan kembali. Saya harus menginap semalam usai diagnosa namun tak menyangka hasilnya segawat ini. Seorang suster mengatakan mereka menemukan massa berwarna gelap dalam otak saya," kata Ashan.


Ashan diberitahu lebih jelas soal massa tersebut dalam perjalanan menuju operasi keesokan harinya. Menurut pria 25 tahun tersebut, ia baru diberi tahu jaringan tersebut adalah kanker sekitar 5 menit sebelum tindakan medis. Dokter berhasil menghilangkan sebagian tumor glioblastoma, namun tidak bisa menyentuh sela lain karena letaknya yang terlalu rumit.

Sekitar empat hari setelah operasi, Ashan dibolehkan keluar rumah sakit dan diberi jadwal terapi untuk 1-2 tahun. Saat itulah dia menyadari kondisi gawat yang sedang dialaminya. Menurut Ashan, sekitar 50 persen orang dengan kondisi serupa dirinya bisa melewati tahun pertama, 20 persen hingga tahun kedua, dan 10 persen hingga tahun kelima. Kendati begitu, Ashan yang sebulan sebelumnya tengah membesarkan perusahaan perbaikan rumah yang didirikannya sendiri, memutuskan tidak menyerah.

"Saya membaca cerita keluarga yang mengalami hal serupa dan berhasil memperbaiki diri. Saya mengambil sisi poditif dari cerita tersebut dan mencari banyak info soal kanker. Selain itu, saya juga mulai diet alkalin meski tidak terlalu menikmatinya. Nafsu makan saya turun, kehilangan berat badan, dan mulai terasa lemah" kata Ashan.


Niat Ashan mendapat dukungan penuh dari saudara kembarnya Aysa yang membuka donasi untuk biaya pengobatan. Menurut Aysa, mereka akan mencoba semua jalan demi kesembuhan Ashan yang sebelumnya tak pernah sakit. Dukungan penuh dari donatur dan lingkungan dekat membantu Ashan dan Aysa merasa optimis dan memandang hidup dengan lebih baik.

Rencananya, Aysa akan menemani Ashan melakukan terapi eksperimental dengan cannabis oil. Setelah itu, Ashan akan melakukan radioterapi yang kadang mengakibatkan rambut pasien rontok dan merasa lemah. Meski begitu, Ashan akan mencoba berbagai peluang tiap hari demi bisa bisa sembuh.




(wdw/wdw)