Satu unggahan yang dibagikan pengguna Facebook pada Sabtu (28/10/2019) contohnya telah dibagikan lebih dari 2.000 kali dan mengundang lebih dari 600 komentar netizen. Berikut kutipannya:
"Turut Berduka Cita Sedalam-dalamnya untuk Adik kita TAZKIYA KHAIRUNISSA Yang Meninggal Karena Kehabisan Oksigen Saat Terkena Gas Air Mata.
.
Mohon Bantu Do'anya Untuk Adik Kita, Semoga Allah Menerima Amal Dan Ibadahnya, Dan Ditempatkan di Sisi Allah SWT, Aamiin.
.
Al-fatihah"
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UNJ, Muhamad Abdul Basit, menegaskan kabar tersebut keliru alias hoax. Memang benar mahasiswi terkait meninggal dunia, namun hal itu karena penyakit jantung yang diidapnya bukan gas air mata.
"Tidak benar sama sekali. Beliau meninggal karena sakit jantung yang memang sudah lama dan beliau tidak terlibat dalam aksi mahasiswa," kata Abdul pada detikcom, Senin (30/9/2019).
Mengomentari efektivitas gas air mata Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Haryono mengatakan bahwa gas air mata sebetulnya relatif aman.
"Sebenarnya secara umum gas air mata itu tidak mematikan dan aman digunakan. Tetapi ya dia kan bersifat membuat orang sulit bernapas membuat batuk-batuk kemudian bisa sampai muntah-muntah, oleh karena itu orang hamil atau punya asma tidak disarankan ikut demo-demo yang ada zat air matanya," kata Agus beberapa waktu lalu.
(fds/up)